Usul Nama Achmad Century buat Bayi Idrus Marham

Minggu, 28 Februari 2010 – 06:25 WIB
Sejumlah anggota Pansus foto bersama dengan mantan Wapres Jusuf Kalla. (Foto:dok/Jawa Pos)

Sejak terbentuk pada 4 Desember 2009 hingga Rabu lalu (24/2), Pansus Hak Angket Kasus Bank Century berumur 83 hariSepanjang periode itu, banyak cerita menarik, lucu, penuh intrik, hingga humanis yang terjadi di dalam maupun di luar ruang rapat

BACA JUGA: Ketika Istri Pertama dan Istri Kedua Pak Bupati Sama-sama Maju Pilkada

Inilah sebagian cerita di balik layar pansus Century.

------------------------------------------
AHMAD BAIDHOWI, Jakarta
-----------------------------------------

Hari itu, Kamis, 21 Januari 2010, Pansus Hak Angket Bank Century menghadirkan para ekonom untuk dimintai pandangannya seputar kasus Bank Century
Rapat yang dimulai sekitar pukul 20.00 itu berlangsung seru

BACA JUGA: Skill di Atas Rata-rata, Berpeluang Main di Eropa

Berbagai argumentasi yang disampaikan Rizal Ramli, Dradjad H
Wibowo, Faisal Basri, dan Fauzi Ichsan ditanggapi para anggota pansus.

Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 00.30

BACA JUGA: Vivi 11 Kali Menikah, 9 Kali Secara Siri

Sebagian anggota pansus tampak lelah dan mengantukSementara itu, ekonom Rizal Ramli tengah menyampaikan pandangan akhirMenko Perekonomian pada era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tersebut meminta anggota pansus tidak main-main dan serius karena kasus Bank Century diawasi betul oleh rakyat"Di TV, tayangan pansus ini sudah seperti sinetron, ditonton semua kalangan masyarakat, tua muda, bapak-bapak, dan ibu-ibu," ujarnya.

Namun, pernyataan Rizal itu direspons datar oleh para anggota pansus yang lelah dan mengantukWakil Ketua Pansus Mahfudz Siddiq yang saat itu memimpin rapat, tampaknya, menyadari kondisi tersebutPria yang kerap disapa Pak Ustad itu pun mengeluarkan jurus banyolan untuk menghidupkan suasana dan membangkitkan semangat para anggota pansus.

"Kalau Pak Rizal Ramli bilang pansus ini seperti sinetron, menurut saya, pansus ini lebih mirip politainment, politik entertainmentJadi, kalau ada yang usul Bang Ruhut (Sitompul) ditarik dari pansus, saya termasuk orang yang tidak setuju," ujarnya dengan nada tinggi

Para anggota pansus yang semula mengantuk mulai terlihat terjagaSaat itu desakan agar Ruhut dikeluarkan dari pansus memang kencang disuarakan pascainsiden adu mulut dengan kata-kata "bangsat" kepada Gayus Lumbuun"Sebab, kalau tidak ada Bang Ruhut, nanti nggak ada lagi ibu-ibu yang nonton tayangan pansus Century," lanjutnyaKontan saja ruang rapat yang sepi menjadi riuh karena tawa.

Mahfudz tak berhenti di situMelihat suasana rapat mulai menghangat, dia melanjutkan"Bahkan, sekarang ibu-ibu tahu istilah CAR (rasio kecukupan modal, Red)Jadi, kalau uang belanja mau habis, dia bilang ke suamiPapa, CAR-nya sudah menipis nih," katanyaSuasana rapat pun makin riuh dengan tawa.

"Nah, kalau suami nggak mau ngasih uang belanja, istrinya bilang, Papa, kalau nggak dikasih, ini bisa berdampak sistemik lhoRupanya, yang dimaksud sistemik itu jika urusan dapur tidak diberesi bisa merembet ke urusan kasur." Tawa keras pun makin membahanaSebagian anggota pansus dan para ekonom tampak terpingkal-pingkalSuara tawa Ruhut "Poltak" Sitompul terdengar paling nyaring.

Mahfudz pun melanjutkan"Bang Ruhut, ini tadi tidak melanggar etika kan?" tanyanya kepada RuhutSi Poltak segera menyahut"Enggak boosss"mantaaap," ujarnya dengan logat Batak kental sambil berdiri dan mengacungkan dua jempolMeski tanpa mikrofon, suara politikus yang namanya mencuat saat membintangi sinetron Gerhana itu terdengar nyaring memenuhi ruangan.

Saat tawa mereda, Mahfudz mulai kembali mengarahkan acara pansus ke substansi"Maaf, Bapak-Bapak saksi ahliBegini inilah penyakit politisi, makin malam, obrolannya makin ke mana-manaIntermezo saja, biar yang ngantuk-ngantuk kembali bangun dan bersemangat," katanya.  Jurus banyolan Mahfudz, tampaknya, efektifBuktinya, suasana rapat yang waktu itu berlangsung hingga sekitar pukul 01.00 menjadi lebih hidup dan interaktif.

Di antara empat pimpinan Pansus, Mahfudz memang pimpinan yang paling gemar mengeluarkan joke-joke segar untuk mencairkan suasana rapat yang sering tegang dan panasSalah satu joke lain dilontarkan pria yang terlihat kalem itu saat pansus bertemu dengan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 4 Februari lalu

Saat itu Ketua Pansus Idrus Marham izin tidak bisa memimpin rapat karena harus menghadiri upacara adat tujuh bulan usia kandungan istrinya"Saya usul ke Pak Idrus, nanti kalau anak pertama lahir, kalau laki-laki agar dikasih nama Ahmad Century, kalau perempuan Siti Centuryah." Dan, suasana rapat yang sempat tegang pun langsung cair.

Wakil Ketua Pansus dari Fraksi Partai Demokrat Yahya Sacawirya yang pembawaannya kalem ternyata sering bertindak lucu dengan memainkan palu pimpinan rapatTerutama saat menunggu dimulainya rapat yang hampir selalu molor dari jadwalTerkadang, mayor jenderal purnawirawan itu mengetuk-ngetukkan palu dengan nada seperti seorang dalang memainkan wayang berulang-ulang, "dok...dok...dok."

Tidak jarang pula Yahya mengetuk-ngetukkan palu di dahinya sambil geleng-gelengSaat ditanya apakah sedang pusing memikirkan anak buahnya, Ruhut Sitompul, yang sering berulah, Yahya malah tertawa keras"Ha...ha..haa..Tau aja kamu," ujarnyaTak dimungkiri, rapat-rapat pansus seperti itu memang menguras energi, terutama bagi para anggota pansus dari Fraksi Partai Demokrat yang sering berjibaku argumentasi dengan anggota pansus dari fraksi-fraksi lainKarena itu, intrik-intrik politik menjadi pemandangan sehari-hari.

Saat rapat belum berlangsung atau saat sedang diskors, beberapa anggota pansus sering bergerombolTema pembicaraannya tentu saja mengenai strategi untuk mengonteri argumentasi-argumentasi dari fraksi yang berbeda pendapatSatu lagi "tema favorit" yang sering menjadi bahan pembicaraan anggota pansus adalah teman mereka sendiri, Ruhut Sitompul.

Intrik-intrik politik juga tidak jarang melibatkan wartawanContohnya, seorang anggota pansus dari partai koalisi yang terkenal vokal beberapa kali memberikan informasi penting terkait dugaan aliran dana ke partai tertentuNamun, anggota pansus itu tidak mau namanya disebut-sebut"Jadi, informasinya seperti ituTapi, jangan tulis saya yang ngomongKalian (wartawan) coba pinjam mulut anggota pansus lain, biar mereka yang ngomongSoalnya, kalau saya atau anggota dari partai saya yang ngomong, bisa marah-marah itu orang-orangnya presiden," ujarnya.

Tentu saja, masih banyak kisah lain yang tidak bisa ditulis di sini karena terkadang sangat tendensius dan menyerang pribadi atau partai tertentuTapi, meski penuh dengan intrik politik, pansus juga memiliki warna lain, yakni humanisMeski sering beradu argumentasi, beradu mulut dengan emosi tinggi, saat keluar ruang pansus para anggota yang berbeda pandangan sering saling memuji argumentasi yang disampaikan lawan bicaranya.

Entah sekadar basa-basi atau sungguh-sunggu, pujian tersebut dilontarkan para anggota pansus sambil tidak jarang menepuk-nepuk pundakKata-kata maaf pun sering terucap"Sorry bos, tadi agak emosi." Begitu kira-kira ucapan yang sering terdengarLalu, di manakah biasanya mereka saling memuji dan meminta maaf" Ternyata, itu dilakukan saat mereka bertemu di toilet

Sementara itu, di antara 21 saksi yang dipanggil Pansus untuk dimintai keterangan, salah satu yang paling banyak disorot adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani IndrawatiInilah kisah humanis lainSaat rehat rapat, seorang anggota pansus terlihat emosional dan menggebu-nggebu ingin menyerang Sri Mulyani dengan meminta klarifikasi atas ucapan Sri Mulyani pada akhir rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) 24 November 2008 yang menyinggung-nyinggung nama wakil presiden saat itu, Jusuf Kalla"Ucapan Sri Mulyani itu tidak senonohSangat tidak pantas seorang menteri berkata seperti itu tentang wakil presiden yang juga atasannyaAwas saja nanti," ujarnya dengan mimik serius.

Namun, hingga rapat berakhir pukul 23.00, serangan terhadap Sri Mulyani tidak jadi dilontarkanSaat ditanya mengapa anggota pansus tadi tidak jadi menyerang Sri Mulyani, dia menjawab jujur"Ya, saya tadi sudah sempat mau ngomong, tapi jadi tidak tega saat melihat Bu Ani (Sri Mulyani, Red)Dia terlihat sangat lelah dan tertekan, apalagi sambil pegang tasbih segala dia, nggak tega sayaNanti saja, kalau ketemu lagi, saya sampaikan secara pribadi bahwa pernyataannya waktu itu tidak sopan," ujarnya sambil geleng-geleng.

Selain kisah-kisah tersebut, tentu saja ada kisah-kisah konyol yang dilakukan anggota pansusSalah satu di antaranya dilakukan Ruhut "Poltak" Sitompul, si raja minyak dari Medan dalam sinetron GerhanaWaktu itu Ruhut terlihat tergesa-gesa keluar dari ruang rapatSaat dicegat wartawan untuk dimintai komentar, politikus yang juga pengacara itu bilang, "Rapatnya muter-muter nggak jelasAku mau ke komisi III sajaAda fit and proper test hakim agungItu lebih penting," ujarnya dengan nada tinggi

Namun, karena telanjur dikerubuti wartawan, mau tidak mau Ruhut harus melayani pertanyaan bertubi-tubiTapi, tidak seperti biasanya yang sangat senang disorot kamera dan disodori recorder, malam itu Ruhut terlihat tergesa-gesa"Sudah, sudah, yaAku buru-buru nihSudah ditelepon-telepon istriku, ditunggu makan malam," katanya"Lho, Bang, katanya tadi mau ke acara fit and proper test hakim agung di komisi III?" ujar wartawan hampir serentak

Ruhut pun terlihat bengong sebentar dan celingak-celinguk, namun dia tak kehilangan akal"Mmm, gini lhooo..maksud akuuu..ini aku pulang dulu, makan malam sama istriku, terus baru balik lagi ke komisi III, gituu," jawabnya"Wah, pinter banget ngelesnya, Bang," kata wartawanMendengar itu Ruhut malah tertawa terbahak bahakKucir rambutnya sampai terlihat bergoyang-goyangDan..belasan wartawan pun hanya bisa geleng-geleng(iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kampung-Kampung yang Penduduknya Banyak Menikah Siri (1)


Redaktur : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler