Usul Teranyar Fahri Hamzah Sikapi Kasus Peluru Nyasar

Kamis, 18 Oktober 2018 – 20:50 WIB
Mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah mengatakan, kasus peluru nyasar ke ruangan kerja legislator di Gedung Nusantara I di Kompleks Parlemen Senayan, harus menjadi pelajaran. Menurutnya, hal itu menjadi pengingat betapa pentingnya sistem keamanan bagi kawasan DPR.

"Agar segera mewaspadai sistem keamanan gedung DPR ini," kata Fahri di gedung DPR, Jakarta, Kamis (18/10). 

BACA JUGA: Puluhan Polisi Sisir Gedung DPR Cari Bekas Tembakan

Fahri menambahkan, DPR sering didatangi pejabat tinggi dan pimpinan lembaga negara termasuk menteri dan presiden. Oleh karena itu, sistem keamanan di DPR harus benar-benar terjamin 100 persen.

"Sebelum terjadi tindakan yang berbahaya, sebaiknya itu (sistem keamanan) diperbaiki," ungkap Fahri. 

BACA JUGA: Kok Sewot DPR Mau Pakai Kaca Antipeluru?

Politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu mengaku pernah mengeluhkan gedung-gedung tinggi di sekitar Kompleks Parlemen Senayan. Sebab, gedung-gedung tinggi itu bisa menjadi tempat untuk melakukan tembakan ke arah DPR.

"Bisa saja besok kalau tidak menemukan peluru itu berasal dari lapangan tembak. Pertanyaannya berarti ada letak strategis yang tidak terpantau oleh suara atau pandangan umum yang dapat menjadi tempat bagi adanya sniper," katanya. 

BACA JUGA: Kok Sewot DPR Mau Pakai Kaca Antipeluru?

Menurut dia, kalau ada penembak jitu atau sniper berarti siapa pun yang berada di gedung DPR bisa terancam. Dia mengaku pernah mengajukan protes ke salah satu satu pihak yang membangun gedung terlalu tinggi di sekitar DPR.

Apalagi, kata dia, gedung itu menghadap ruang paripurna yang setiap 16 Agustus didatangi presiden, pejabat tinggi negara, maupun tamu negara dan duta besar negara lain.  "Itu bisa diincar dari gedung-gedung tinggi di sekitar sini,"  jelasnya. 

Karena itu Fahri menegaskan, sistem keamanan di Kompleks Parlemen Senayan harus diaudit. "Yang belum belum kita punyai adalah audit di sekitar itu," katanya. 
 
Selain itu Fahri juga mengaku pernah bertanya kepada ahli teknologi perihal gedung DPR yang tidak aman dari penyadapan. Menurut Fahri, percakapan-percakapan penting dan rahasia di gedung DPR bisa didengar pihak luar.

Mantan wakil sekretaris jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengaku khawatir bahwa informasi rahasia di DPR disadap untuk ditransaksikan dengan pihak lain termasuk luar negeri. "Setelah diteropong dan disedot dari tempat tertentu dan direkam lalu dijual ke luar negeri untuk kepentingan spionase negara asing," katanya.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gelar Olah TKP Ulang, Polisi Temukan 6 Lubang di Gedung DPR


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler