jpnn.com, SUKABUMI - Polres Sukabumi memeriksa pihak SDN Batusapi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terkait dengan dugaan kasus oknum guru aniaya murid, Kamis.
"Pemeriksaan sekolah ini untuk dijadikan saksi pada penyelidikan dugaan penganiayaan oleh oknum guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) berinisial T terhadap salah seorang murid kelas V berinisial MPI (12)," kata Kanit PPA Satreskrim Polres Sukabumi Ipda Sidik Zaelani di Mapolres Sukabumi, Kamis.
BACA JUGA: Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakarta Barat Terancam Jadi Tersangka
Dia mengatakan bahwa pihak sekolah yang diperiksa tersebut mulai kepala sekolah, guru, hingga sejumlah murid yang merupakan rekan korban. Saksi ini dimintai keterangan seputar kasus dugaan penganiayaan tersebut.
Untuk oknum guru yang diduga melakukan penganiayaan, kata dia, belum dimintai keterangan karena pihaknya masih perlu meyakinkan kejadian penganiayaan yang terjadi di lingkungan sekolah terlebih dahulu.
BACA JUGA: Penganiayaan Warga di Palangka Raya, Polisi Amankan 8 Pemuda
Selain itu, untuk kasus ini, masih dalam tahap penyelidikan karena pihaknya belum menetapkan tersangka. Keterangan saksi ini dalam upaya mengumpulkan barang bukti dan keterangan (pulbaket).
Sementara itu, Kepala SDN Batusapi Useh Sehabudin mengatakan bahwa pihaknya ke Unit PPA Satreskrim Polres Sukabumi untuk memenuhi panggilan sebagai saksi terkait dengan kasus dugaan oknum guru PJOK SDN Batusapi yang melakukan kekerasan fisik terhadap siswa kelas V.
BACA JUGA: Murid SD Dicekik dan Dijambak Oknum Guru POJK, Begini Kronologinya
Menurut dia, cukup banyak pertanyaan dari penyidik terkait kasus ini seperti kronologis kejadian, penanganan pasca-kejadian hingga mengenai administrasi keberadaan oknum guru tersebut di SDN Batusapi.
Di sisi lain, dia mengaku belum mengenal jauh watak atau kepribadian dari oknum guru yang mengejar mata pelajaran PJOK di sekolah yang dipimpinnya itu karena baru menjabat sebagai Kepala SDN Batusapi selama 2 bulan.
"Dengan adanya kejadian ini, saya menyayangkan dan merasa prihatin," tambahnya.
Di sisi lain, dia mengatakan bahwa pasca-kejadian pihaknya langsung memanggil oknum guru yang bersangkutan untuk pembinaan, kemudian memberikan pengobatan terhadap korban.
Setelah itu, dia langsung melaksanakan rapat dengan para guru dan melakukan silaturahmi kepada pihak keluarga korban untuk minta maaf.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean