UT-BUKA Perkuat Akses Digital Learning  & Inklusif, 5 Daerah Ini Jadi Target 

Senin, 12 Juni 2023 – 16:05 WIB
Wakil Rektor IV UT Rahmat Budiman, S.S., M.Hum., Ph.D., (kedua dari kanan) memaparkan tentang program UT-BUKA. Foto Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Universitas Terbuka (UT) menjadi salah satu perguruan tinggi mitra penelitian kolaborasi di bawah Program Better University Knowledge for All (BUKA).

BUKA diketuai oleh Tampere University of Applied Sciences (TAMK) Finland yang berlangsung selama tiga tahun dari 2020 hingga 2023. 

BACA JUGA: Universitas Terbuka & PIK 2 Berkolaborasi, Ini Program Utamanya 

Ketua Pusat Riset dan Inovasi Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (PRI-PTJJ) Lembaga Penelitian dan Pengadian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Terbuka Prof. Daryono, S.H., M.A., Ph.D., mengungkapkan mitra universitas BUKA Project meliputi Dublin City University (DCU) Ireland,  di Malaysia ada Open University Malaysia (OUM) dan Wawasan Open University (WOU) Malaysia.

Di Philippines meliputi University of the Philippines Open University (UPOU) dan Mindanao State University–Iligan Institute of Technology (MSU-IIT) Philippines.

BACA JUGA: Universitas Terbuka Gelontorkan Dana Riset Sebanyak Rp 44 Miliar, Terbesar di Seluruh PTN 

Sementara, di Indonesia terdiri dari Universitas Terbuka (UT) dan Universitas Negeri Padang (UNP).

"BUKA Project didanai oleh European Union dan Erasmus yang bertujuan meningkatkan pemerataan akses dan kualitas pendidikan tinggi di Asia Tenggara melalui pembelajaran terbuka dan pendidikan jarak jauh (PJJ), khususnya di Indonesia, Malaysia, dan Philipina dengan penggunaan inclusive instructional design, learning analytics, dan digital access," beber Prof. Daryono dalam Project Meeting dan Sharing Session di Fakultas Sains Teknologi (FST) UT, Pondok Cabe, Senin (12/6).

BACA JUGA: Universitas Terbuka & Konsulat RI Tawau Berkolaborasi, Pekerja Migran jadi Prioritas

Wakil Rektor IV UT Rahmat Budiman, S.S., M.Hum., Ph.D., mengungkapkan di UT, BUKA project dikoordinasikan oleh PRI-PJJ LPPM Universitas Terbuka. Universitas Terbuka fokus pada pemberian dukungan belajar daring bagi mahasiswa UT yang tinggal di pelosok tanpa jaringan internet andal yang bernama UT-AKSES.

Lebih lanjut dikatakan UT-AKSES menawarkan sistem manajemen pembelajaran (LMS) dan materi pembelajaran digital (digital learning) yang bermanfaat bagi mahasiswa UT serta orang lain untuk mengakses materi pembelajaran digital. UT-AKSES juga telah memberikan manfaat bagi peserta didik lainnya dalam mengakses berbagai sumber belajar digital yang dikembangkan UT. 

"UT mendukung penuh program ini karena banyak wilayah yang tidak mendapatkan akses. Dengan adanya UT-AKSES akan banyak mahasiswa UT yang bisa bergabung," terangnya

Prof. Daryono menambahkan UT-AKSES merupakan jaringan hotspot lokal yang dipasang di lima daerah terpencil dan tempat tinggal mahasiswa UT di Pulau Jawa. Kelima daerah tersebut adalah Cigombong, Jasinga, Serang, Tegal, dan Garut. 

UT-BUKA juga mengembangkan desain pembelajaran lebih inklusif yang dioptimalkan untuk kapasitas bandwidth terbatas pada jaringan UT-AKSES. 

UT-AKSES, yang dikembangkan oleh UT, telah memberikan manfaat dan keberlanjutan yang baik bagi pengguna layanan. 

"Semoga ke depannya UT berkesempatan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat luas melalui program UT-AKSES," kata Prof. Daryono.

Untuk diketahui tahun ini UT menjadi tuan rumah kegiatan BUKA Project Meeting yang dilaksanakan dari 11—14 Juni 2023. Pertemuan BUKA Project ini merupakan pertemuan tahun terakhir untuk mempersiapkan BUKA Conference dan BUKA Handbook sebagai luaran dari BUKA Project. 

Rangkaian kegiatan BUKA Project meeting 2023 meliputi BUKA Sharing Session menyajikan hasil-hasil penelitian yang disampaikan oleh perwakilan setiap mitra universitas dalam rangka diseminasi hasil research project. 

Selain itu, BUKA Meeting juga membahas persiapan BUKA Conference yang akan dilaksanakan di Penang, Malaysia pada Oktober 2023 mendatang. Tujuan dari kegiatan ini adalah cek progress project BUKA yang fokus di Asia Tenggara, finalisasi handbook BUKA Advising, dan evaluasi project Europe Union dan Erasmus Plus. 

"Semoga kegiatan ini dapat memeratakan akses Pendidikan tinggi di Asia Tenggara khususnya di Indonesia," pungkas Prof. Daryono. (esy/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler