Utang Bersih Adaro Berkurang 36 Persen

Rabu, 31 Agustus 2016 – 10:52 WIB
Ilustrasi. Foto: Adaro

jpnn.com - JAKARTA – Pendapatan usaha PT Adaro Energy (ADRO) minus 16 persen. Emiten berkode ADRO itu membukukan pendapatan usaha sebesar USD 1,17 miliar.

Pada periode yang sama tahun lalu, Adaro meraup USD 1,4 miliar.  Laba operasional sebelum pajak (EBITDA) terakumulasi USD 397 juta. Efeknya, laba bersih meningkat empat persen dibanding edisi sama 2015 senilai USD 381 juta.

BACA JUGA: Belum Temukan Cara, Pemangkasan Harga Gas Industri Tertunda

Efisiensi disebut sukses memangkas beban pokok pendapatan sebesar 21 persen menjadi USD 873 juta. Penghematan berdampak pada belanja modal menurun 32 persen ke level USD 27 juta dari sebelumnya di kisaran USD 42 juta.

Tampaknya, Adaro justru mengalokasikan dana cukup besar untuk membayar utang. Itu tecermin dari nominal utang bersih perusahaan berkurang 36 persen, dari USD 1,04 miliar menjadi USD 702 juta.

BACA JUGA: Alokasi Anggaran Untuk Malut Dipangkas Rp 892 Miliar

Perseroan menganggap likuiditas tetap terjaga di kisaran USD 893 juta, sehingga menyediakan ruang fleksibilitas dan menjadi penopang bisnis tengah berfluktuatif.

Manajemen mengklaim, performa kurang meyakinkan itu menyusul pasar batubara bersifat siklikal memburuk tetapi secara fundamental tetap kokoh untuk jangka panjang.

BACA JUGA: Kartu Tani Bikin Petani Mudah Terima KUR

Bisnis batubara akan tetap prospektif seiring peningkatan kebutuhan energi. ”Dinamika pasar batubara termal akhir-akhir ini cukup menggembirakan ditopang rasionalisasi dan permintaan berkelanjutan,” tutur Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir.

Perusahaan berkeyakinan tiga motor pertumbuhan bisnis perusahaan meliputi pertambangan batubara, jasa pertambangan dan logistik, serta ketenagalistrikan, akan menciptakan pertumbuhan bisnis berkelanjutan.

Berdasar data terbaru, penyelesaian keuangan dengan PT Bhimasena Power Indonesia (BPI), memperkuat model bisnis perusahaan dan meningkatkan daya saing untuk jangka waktu panjang. ”Ini menjadi modal berharga kami,” imbuhnya.

Sejatinya, kinerja Adaro berada di atas ekspektasi. Laba bersih kuartal dua tahun ini terlacak USD 62 juta, membuat laba bersih semester pertama terakumulasi USD 122 juta, naik tiga persen secara tahunan (YoY).

”Kinerja lebih baik dari prediksi akibat cash cost turun 29 persen YoY didukung turunnya SR ratio, beban mining & processing, serta produktivitas operasional secara keseluruhan membaik,” tegas Analis Mandiri Sekuritas Yudha Gautama. (far/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... AirNav Indonesia Gandeng TNI AU


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler