Utang Luar Negeri Indonesia Pada April Tumbuh Melambat, Simak Penjelasan BI

Selasa, 15 Juni 2021 – 11:36 WIB
Bank Indonesia (BI) mencatatkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada April 2021 tumbuh melambat. Ilustrasi: dok JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatatkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada April 2021 tumbuh melambat.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyatakan posisi ULN Indonesia pada akhir April 2021 sebesar USD 418,0 miliar atau tumbuh 4,8 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,2 persen (yoy).

BACA JUGA: Utang Negara Naik Lagi, Legislator Ingatkan Pemerintah soal Perbaikan Perencanaan Fiskal

"Perkembangan tersebut didorong oleh perlambatan pertumbuhan posisi ULN Pemerintah dan ULN Swasta," kata Erwin di Jakarta, Selasa (15/6).

Menurutnya ULN pemerintah April pun tumbuh lebih rendah. Secara tahunan, ULN Pemerintah pada April 2021 tumbuh 8,6 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Maret 2021 sebesar 12,6 persen (yoy).

BACA JUGA: Soal Kenaikan ULN Indonesia, Ekonom: Hati-hati Jebakan Utang

"ULN pemerintah tumbuh pada April 2021 seiring dengan penarikan neto pinjaman luar negeri yang digunakan untuk mendukung pembiayaan program dan proyek, diantaranya program inklusi keuangan," ujarnya.

Erwin memerinci berbagai faktor lain yakni sentimen positif kepercayaan pelaku pasar global yang tetap terjaga.

BACA JUGA: Rasio Utang Luar Negeri RI Meningkat, Syarief Pertanyakan Komitmen Kebijakan Pemerintah

Hal itu mendorong investor asing kembali menempatkan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik.

"ULN Pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas, termasuk upaya penanganan pandemi Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," katanya.

Erwin membeberkan kehati-hatian tersebut di antaranya mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,7 persen dari total ULN pemerintah), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,1 persen), sektor jasa pendidikan (16,3 persen), sektor konstruksi (15,3 persen), dan sektor jasa keuangan dan asuransi (12,8 persen).

Posisi ULN pemerintah pada April 2021 tercatat sebesar USD 206,0 miliar.

"Relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruhnya merupakan ULN dalam jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN Pemerintah," katanya.

ULN Swasta Ikut Melambat

Selain itu, lanjut Erwin ULN swasta tumbuh melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Pertumbuhan ULN swasta April 2021 tercatat 1,2 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 2,6 persen (yoy).

Menurut Erwin hal itu disebabkan oleh pertumbuhan ULN lembaga keuangan yang terkontraksi semakin dalam sebesar 8,8 persen (yoy) dari kontraksi 6,6 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

Selain itu, pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan juga mengalami perlambatan menjadi sebesar 4,3 persen (yoy) dari 5,3 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

"Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN swasta pada April 2021 tercatat sebesar USD 209,0 miliar," katanya.

Erwin menyebutkan ULN swasta didominasi jangka panjang dengan pangsa mencapai 78,4 persen terhadap total nilai utang.

Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan, dengan pangsa mencapai 77,2 persen dari total ULN swasta.

"Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," tegas Erwin.

Dia juga mengatakan ULN Indonesia pada April 2021 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 37,9 persen.

Angka itu menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 39,1 persen.

Selain itu, lanjut Erwin, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh dominasi pada periode utang berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 89,2 persen.

"Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," bebernya.

Dia menambahkan peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional.

"Dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," ujar Erwin Haryono. (mcr10/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler