Vaksin Merek ini Efektif untuk Anak SD, Begini Penjelasannya

Senin, 25 Oktober 2021 – 21:24 WIB
Ilustrasi - Vaksin COVID-19. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, AMERIKA SERIKAT - Vaksin COVID-19 merek Pfizer disebut efektif dalam mencegah infeksi simtomatik pada anak-anak usia sekolah dasar.

Regulator kesehatan Amerika Serikat juga menyatakan vaksin COVID-19 merek Pfizer tak menyebabkan masalah keamanan yang tidak terduga.

BACA JUGA: Mahfud MD Bantah Sebut Attaturk Penjahat, Begini Penjelasannya

Para ilmuwan di Badan POM Amerika Serikat (FDA) menemukan vaksin bermanfaat untuk mencegah rawat inap dan kematian akibat COVID-19 lebih besar daripada potensi efek samping serius pada anak-anak.

Demikian diberitakan seperti dikutip dari ABC News, Senin (25/10).

BACA JUGA: 29 Orang Keracunan Makanan di Koja, Pemilik Warung Minta Maaf

Jika FDA mengizinkan suntikan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) akan membuat rekomendasi vaksinasi pada anak-anak agar mereka bisa mendapatkan vaksin Pfizer di awal bulan.

Suntikan Pfizer sebelumnya direkomendasikan bagi mereka yang berusia 12 tahun atau lebih.

BACA JUGA: Ini Toh Alasannya Pemerintah Ubah Syarat Naik Pesawat dari Antigen ke PCR

Namun, dokter anak dan banyak orang tua cemas menunggu perlindungan bagi anak-anak yang lebih kecil untuk membendung infeksi dari varian delta ekstra menular dan membantu anak-anak tetap bersekolah.

Tinjauan FDA menegaskan studi Pfizer yang menunjukkan suntikan dua dosis hampir 91 persen efektif mencegah infeksi simtomatik pada anak kecil.

Para peneliti menghitung angka berdasarkan 16 kasus COVID-19 pada anak-anak.

Mereka tidak ada penyakit parah yang dilaporkan di antara anak-anak.

Bahkan, anak-anak yang divaksinasi memiliki gejala yang jauh lebih ringan daripada rekan-rekan mereka yang tidak divaksinasi.

Sebagian besar data penelitian dikumpulkan di Amerika Serikat selama Agustus dan September, ketika varian delta telah menjadi varian COVID-19 yang dominan di kawasan itu.

Sebuah tinjauan juga memperlihatkan tidak ada efek samping baru atau tak terduga, selain sakit lengan, demam atau pegal-pegal.

Namun, ilmuwan FDA mencatat studi ini tidak cukup besar untuk mendeteksi efek samping yang sangat langka, termasuk miokarditis atau sejenis peradangan jantung yang kadang-kadang terjadi setelah dosis kedua.

FDA menggunakan pemodelan statistik untuk mencoba memprediksi angka rawat inap dan kematian akibat COVID-19 yang akan dicegah vaksin versus jumlah potensi efek samping jantung.

Dalam empat skenario pandemi, vaksin diketahui mencegah lebih banyak rawat inap daripada yang diharapkan dari efek samping pada jantung.

Secara keseluruhan, regulator menyimpulkan manfaat perlindungan vaksin jelas akan lebih besar daripada risikonya.(Antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler