Seperti diberitakan situs The Guardian, Jumat (20/11) sore, para prajurit Venezuela menghancurkan kedua jembatan, dengan alasan bahwa fasilitas itu lazim digunakan oleh kelompok milisi ilegal serta para penyelundup narkoba
BACA JUGA: Korsel Tak Minat Bicara FTA
Setidaknya, demikian keterangan yang diberikan oleh Eusebio Eguero, salah seorang jenderal tentara yang berbasis di kota perbatasan, Tachira."Keduanya adalah jembatan berukuran (lebar) dua kaki
BACA JUGA: Lima Tahun Lagi untuk Karzai
(Jembatan itu) tidak termasuk dalam perjanjian internasional manapun," ujar Eguero.Kolombia sebaliknya, kontan menyebut tindakan tetangganya tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional, yang dapat memperparah krisis diplomatik antara kedua negara
"Pria-pria berseragam, yang ternyata dari kesatuan tentara Venezuela, datang dalam beberapa truk di wilayah seberang kedua jembatan yang menghubungkan komunitas masyarakat di kedua sisi, lalu meledakkan (jembatan-jembatan itu dengan) dinamit," papar Silva.
Kejadian ini menambah tensi yang telah terjadi dalam beberapa pekan terakhir antara kedua negara
BACA JUGA: RI Kutuk Israel
Presiden Venezuela Hugo Chavez, belakangan memang telah sempat memerintahkan angkatan bersenjatanya untuk "bersiap berperang" dengan tetangga mereka itu "demi memastikan adanya perdamaian".Kondisi Kolombia yang telah dilanda perang sipil selama berpuluh tahun, menjadi pemicu awal ketegangan ituTerutama dengan kian merebaknya keberadaan beragam kelompok, mulai dari gerilyawan kiri, milisi sayap kanan, hingga penyelundup narkotika, di daerah perbatasan sepanjang 1.250 mil dengan Venezuela(ito/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanpa Kaki Taklukkan Trek Kokoda
Redaktur : Tim Redaksi