jpnn.com, JAKARTA - Informasi palsu alias hoaks yang sebenarnya modus pemilik akun untuk menarik perhatian viewer, masih saja bermunculan.
Contohnya, beberapa hari lalu Jawa Pos menerima pertanyaan dari pembaca mengenai sebuah video penganiayaan terhadap anak-anak.
BACA JUGA: Kemenkes Serius Perangi Iklan Kesehatan Hoaks
Narasi yang menyertai video itu menyebutkan bahwa polisi Israel mencekik anak Palestina sampai tewas.
’’Seorang polisi Israel mencekik seorang anak Palestina sampai mati pada hari Sabtu selama demonstrasi Kedutaan Amerika pindah ke Yerusalem. Anak lelaki yang tidak bersalah malah membaca kalimat Syahadat sebelum meninggal,’’ tulis pesan tersebut.
BACA JUGA: Sultan Brunei Dicatut demi Hoaks Bela Ustaz Abdul Somad
Si pembuat hoaks juga berupaya menyelipkan kalimat hasutan pada platform media sosial dengan mengatakan, ’’Meskipun banyak usaha dari kelompok untuk meng-upload video ini ke YouTube, namun secara konsisten dihapus dari YouTube, Google, dan Facebook. Silakan dan teruskan membuat video ini viral sehingga mencapai semua media.’’
Memang agak sulit mendeteksi fakta dari video itu. Pertama, gambar video tersebut agak gelap. Nyaris tak terdengar bahasa atau percakapan orang-orang dalam video itu.
BACA JUGA: Ingat! Inilah Kasus-kasus Hate Speech dan Hoax Menonjol 2017
Kecuali si anak yang mengucapkan kalimat syahadat. Namun, ketika Jawa Pos berusaha melakukan pencarian dengan mengetik keyword ’’Israeli Police catch child hoax’’, ternyata terdapat jejak digitalnya.
Situs yang mengulas informasi tentang teknologi asal Malaysia, Rojakpot.com, pernah membahasnya.
Pada 16 Desember 2017, mereka menurunkan tulisan berjudul The Israel Policeman Strangling Palestian Boy Hoax Debunked!.
Ternyata, anak kecil yang ditangkap dan dicekik petugas itu bukan bocah Palestina. Petugasnya juga bukan polisi Israel, melainkan petugas keamanan stasiun kereta api di Malmo, Swedia.
Kami mencoba menelusuri kebenaran tulisan di Rojakpot itu. Faktanya memang seperti itu. Kejadian aslinya pernah ditulis sejumlah portal berita mainstream. Termasuk portal berita asal Inggris, Independent.
Pada 12 Februari 2015, Independent.co.uk menurunkan tulisan tentang upaya polisi Swedia mengusut kasus penyerangan yang dilakukan petugas keamanan Stasiun Kereta Api Malmo terhadap seorang anak kecil.
Dalam berita itu disebutkan, beredar video soal petugas keamanan kereta api di Stasiun Malmo, Swedia, yang menganiaya bocah muslim.
Bocah yang diperkirakan berusia 9 tahun tersebut ditangkap petugas karena menaiki kereta tanpa tiket.
Bocah itu bersama seorang temannya yang berusia sekitar 12 tahun berusaha dihalau agar tidak naik kereta.
Berita yang dibuat Independent bersumber dari media lokal Swedia, Sydsvensken. Agar lebih akurat, Jawa Pos menelusuri jejaknya di portal Sydsvensken.
Pada 9 Februari 2015, portal berita berbahasa Swedia tersebut menurunkan tulisan tentang seorang petugas keamanan yang mencekik leher seorang anak 9 tahun.
Penganiayaan itu terjadi pada Jumat malam, 6 Februari 2015. Menurut saksi, penganiayaan terjadi ketika dua anak kecil yang diduga pengungsi asal Timur Tengah berusaha menaiki kereta api di Malmo.
Petugas menghentikan mereka karena tak mengantongi tiket. Namun, karena kendala bahasa, akhirnya justru terjadi cekcok. Anak-anak itu lantas berupaya menerobos. Petugas pun melakukan tindakan represif.
Petugas melemparkan anak itu ke lantai dengan keras, lalu menduduki tubuh si anak dan berupaya mencekik untuk melumpuhkannya. Si anak lantas berteriak sambil mengucapkan syahadat.
Menurut berita Sydsvensken, polisi akhirnya mengamankan dua bocah pengungsi tersebut. Dua anak yang tertangkap itu tidak meninggal seperti dalam hoaks yang menyebar.
Polisi juga melakukan penyelidikan terhadap kekerasan yang dilakukan petugas keamanan stasiun.
Perusahaan pengelola Stasiun Malmo, Jernhusen, akhirnya memberhentikan sementara para petugas yang menganiaya anak kecil itu selama proses penyelidikan oleh kepolisian. (gun/eko/c5/fat)
FAKTA
Kasus penyerangan anak kecil oleh petugas berseragam terjadi di sebuah stasiun kereta api di Swedia. Pelaku adalah petugas keamanan stasiun setempat. Jadi, bukan tentara Israel yang mencekik anak Palestina.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fitnah Kopi Mengandung Babi Disebar Lagi
Redaktur : Tim Redaksi