Video Viral, Sekelompok Orang Menenteng Sajam, Korban Tergeletak, Polisi Bilang Begini

Senin, 05 Desember 2022 – 19:44 WIB
Tangkapan layar video viral geng motor dan kelompok bersenjata tajam di Kota Surabaya (ANTARA/HO-Diskominfo Surabaya)

jpnn.com - SURABAYA - Sejumlah potongan video menunjukkan aksi kekerasan tiba-tiba saja menghebohkan warga Surabaya.

Potongan video tersebut antara lain memperlihatkan sekelompok orang menenteng senjata tajam.

BACA JUGA: Pendukungnya Sebut Anies Sering Diserang Hoaks, Waketum Garuda Beri Tanggapan, Menohok Banget!

Kemudian, ada juga video menunjukkan korban tergeletak di jalan.

Potongan video-video tersebut beredar luas di media sosial di antaranya WhatsApp Group (WAG).

BACA JUGA: Oknum Guru Mengaji Mencabuli Muridnya, Terancam Lama di Penjara

Aparat kepolisian kemudian melakukan penelusuran terhadap potingan video-video tersebut.

Hasilnya, ternyata kejadian lama dan bahkan ada yang memuat narasi hoaks.

BACA JUGA: Piala Dunia 2022, Polisi Gencarkan Patroli Mencegah Perjudian di Lokasi Nobar

Menurut Kasi Humas Polrestabes Surabaya Kompol Muchammad Fakih video adanya kelompok bersenjata merupakan video lama.

Peristiwa adanya sekelompok orang menenteng senjata tajam terjadi sebelum Forkopimda Surabaya menggelar patroli gabungan skala besar pada Sabtu (3/12) malam.

"Hasil dari patroli gabungan serentak pada Sabtu (3/12) malam dimulai pukul 23.00 WIB hingga 04.00 WIB, secara umum lancar, aman dan terkendali."

"Tidak ditemukan adanya tawuran, balap motor, gangster dan Pok (kelompok) pesilat yang membuat resah masyarakat," ujar M Fakih dalam keterangannya, Senin (5/12).

Menurut Fakih, dalam pelaksanaan patroli serentak pihaknya mengamankan 26 orang yang diduga sebagai pelaku perencanaan tawuran.

Para pelaku diamankan beserta barang bukti senjata tajam seperti pisau dan badik.

"Selain senjata tajam, juga turut diamankan kendaraan bermotor (Ranmor) roda dua. Ranmor R2 saat ini dalam proses riksa (pemeriksaan) di Sat Reskrim dan Polsek Jajaran," ucapnya.

Fakih mengatakan, setelah razia besar-besaran, tiba-tiba saja beredar sejumlah potongan video dan konten dengan narasi provokasi pada Minggu (4/12).

Konten menarasikan telah terjadi tawuran, konvoi geng motor, gangster dan balap liar di sejumlah titik wilayah Kota Surabaya, pada Sabtu (3/12).

Pihak kepolisian pun lantas melakukan penelusuran.

Hasilnya, video yang menunjukkan aksi tawuran dengan mercon di depan sebuah gang perkampungan, terdeteksi terjadi di kawasan Tanjungsari, Surabaya pada 8 Juni 2022.

Video konvoi motor di kawasan Pakuwon, Surabaya yang juga menyebar di medsos dan WAG, terjadi pada 2 Desember 2022.

"Rangkaian kejadian Pok (kelompok) pesilat yang membuat rusuh di Keputih, Surabaya dan sudah ada 12 orang ditangkap Polsek Sukolilo," katanya.

Selanjutnya, video korban tergeletak di Jalan Manyar Surabaya, terkonfirmasi terjadi 2 Desember 2022.

Korban merupakan korban kecelakaan lalu lintas dan diduga pelaku balap liar yang menabrak bagian belakang truk.

Ada pula video aksi kelompok bersenjata tajam dengan view sutet dan generator listrik.

Belum diketahui waktu dan tempat kejadian dalam video tersebut.

Namun, dari informasi yang berkembang menyebut terjadi di Lenmarc/PTC Surabaya, Kenjeran, Surabaya, Keputih, Surabaya, Waru Sidoarjo dan Jember.

Setelah dilakukan pengecekan, beberapa tempat tersebut tidak ada kejadian pada malam hari kemarin.

Sementara video kelompok yang mengayunkan senjata di pinggir jalan dengan view baliho dan rel kereta api, terdeteksi terjadi pada 26 November 2022.

Tepatnya terjadi di Waru Sidoarjo, diduga kelompok pesilat dan geng motor.

M Fakih lebih lanjut mengatakan sejumlah video yang menyebar di WA Grup dan medsos telah membuat resah masyarakat.

"Karena itu masyarakat menanyakan kebenarannya kepada Polrestabes Surabaya dan sudah terjawab," katanya.

Dia kembali meluruskan bahwa video, foto dan konten adanya konvoi geng motor, kelompok bersenjata tajam dan korban tergeletak di jalan tidak terjadi pada hari Sabtu-Minggu, 3-4 Desember 2022.

Melainkan video maupun konten yang terjadi beberapa hari sebelumnya.

"Video, foto dan konten tersebut diduga disebar untuk menciptakan keresahan di masyarakat Kota Surabaya khususnya dan di Jawa Timur pada umumnya. Karena tidak disertai narasi sedikit pun," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya M. Fikser mengimbau masyarakat tidak menyebarkan konten berupa video maupun foto yang berkaitan dengan provokatif seperti aksi kekerasan atau ujaran kebencian.

Menurut dia, hal tersebut akan memberikan ruang bagi para pelaku penyebar hoaks atau disinformasi untuk membuat ketakutan dan keresahan di masyarakat.

"Kami mengimbau semua pihak terutama warganet untuk tidak menyebarkan konten atau informasi yang bisa membuat ketakutan masyarakat atau berisi provokasi, kekerasan dan ujaran kebencian kepada siapapun," kata Fikser. (Antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Identitas Pelaku Pembunuhan Polisi Sudah Terungkap, 4 Orang Masih Buron


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler