jpnn.com, JAKARTA - Video sejumlah santri menutup telinga seolah menolak mendengar musik barat yang diputar dalam ruangan tempat mereka mengantre vaksinasi, viral di media sosial.
Dalam video santri menutup telinga saat mendengar musik yang diunggah pegiat media sosial Denny Siregar itu, para santri tampak duduk di kursi yang ditata berjarak sembari menunggu antrean untuk divaksin.
BACA JUGA: Viral Santri Menutup Telinga saat Mendengar Musik Barat, Ini Analisis Bang Reza
Santri-santri tersebut juga terlihat menutup telinganya seakan-akan menolak mendengar musik barat yang diputar di ruangan itu.
Peristiwa itu pun menjadi sorotan publik. Sejumlah orang ada yang memandang kritis peristiwa itu. Tetapi, ada juga yang mendukung apa yang dilakukan para santri tersebut.
BACA JUGA: Petisi Tambahkan Afirmasi PPPK Guru 2021 Ini untuk Pak Jokowi & Mas Nadiem
Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri pun menanggapi peristiwa itu. Menurut dia, masyarakat juga perlu tahu apa yang sehari-hari para santri itu pelajari.
"Mereka adalah penghafal Al-Qur'an. Menjadi hafiz menuntut ketekunan, kesabaran, kesungguhan hati. Bisa jadi, para santri itu menolak mendengar hal-hal yang mereka anggap bisa mengganggu proses menghafal mereka," kata Reza kepada JPNNcom, Selasa (14/9).
BACA JUGA: Santri Tutup Telinga Ketika Ada Musik, Gus Jazil Bilang Begini
Menurut lulusan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu, saat santri mengantre vaksin sembari mengulang-ulang hafalan, tentu mereka akan membatasi pendengaran mereka dari serba bebunyian yang bisa mengganggu konsentrasi.
"Tak ada bedanya dengan kita yang dulu menghafal perkalian matematika sambil memejamkan mata dan menutup telinga," lanjut Reza.
Peraih gelar MCrim (Forpsych-master psikologi forensik) dari Universitas of Melbourne Australia juga bicara kemungkinan lain, yakni penolakan para santri mendengar musik mungkin karena lagu yang diputar tersebut memuat kata-kata berklasifikasi dewasa.
"Tentu sangat baik jika mereka tolak. Artinya, ada kesadaran bahwa para santri yang masih sangat belia itu memilih menolak kata-kata yang tidak patut disimak apalagi oleh orang-orang seusia mereka," ujar Reza.
Pria asal Indragiri Hulu, Riau itu berpendapat agak berlebihan jika apa yang dilakukan para santri itu dianggap sesuatu yang berbahaya. Apalagi, jika itu dikait-kaitkan dengan kepicikan berpikir, antimodernisasi, dan sejenisnya.
Sebaliknya, kata dia, dari cuplikan video santri menutup telinga saat mendengar musik itu, semoga publik bisa tenang karena tahu bahwa ada sekian banyak generasi bangsa yang serius berupaya menjadi insan yang mulia plus memiliki imunitas di dalam tubuh mereka.
"Alhasil, dari tayangan yang hanya sekian detik itu, kita tak perlu risau berlebihan bahwa para santri hafidz tersebut akan membahayakan dunia," tandas Reza Indragiri. (cr1/fat/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Dean Pahrevi, M. Fathra Nazrul Islam