Virus ND dan Coryza Mulai Mereda

Senin, 12 Desember 2011 – 14:55 WIB
SAMPIT – Wabah virus Newcastle Disease (ND) atau tetelo dan Coryza yang menimpa ternak ayam di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur mulai meredaNamun demikian, pengosongan kandang masih dilakukan peternak

BACA JUGA: Jasman Panjaitan Janji Berantas Jaksa Nakal

Sikap ini sebagai bentuk kewaspadaan hingga wabah ND dan Coryza benar-benar aman.

Kepala Bidang Peternakan dan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kotawaringin Timur (Distanak-Kotim) Bima Eka Wardana memastikan bahwa penyebaran virus tersebut sudah mereda, seiring dengan tindakan peternak yang mengosongkan kandang mereka.

“Untuk ND sudah agak mereda dan yang tersisa masih wabah Coryza, namun itu pun masih sebagian saja
Virus ini sebenarnya ada di mana-mana dan memang mewabah terutama pada musim pancaroba,” ungkapnya kepada Radar Sampit (JPNN Grup).

Lebih lanjut dijelaskan Bima, virus tersebut sangat mudah menyebar terutama pada kondisi kandang ayam yang kotor, ditambah lagi jika ayam yang ada di kandang tidak diberikan vaksinasi

BACA JUGA: Solok dan Pessel Dikepung DBD

Karena itu lanjutnya, langkah para peternak untuk mengosongkan kandang dan membersihkannya agar virus tersebut tidak menyebar sudah merupakan langkah yang tepat
“Ciri-ciri ND sendiri, biasanya badan ayam terlihat lesu dan leher berputar-putar yang kemudian bisa diiringi dengan kematian,” tambah pria berkaca mata ini.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Peternak Unggas Rakyat (APUR) Kotim, Jefri yang mengatakan bahwa keengganan para peternak untuk mengembangkan produksi ayam ras dalam bulan ini adalah karena adanya wabah penyakit ND dan Coryza

BACA JUGA: Sering Ditabrak Ponton, Jembatan Bengkok

Penyakit itu lanjutnya, memang muncul pada musim penghujan ini dan menyebabkan ratusan ekor ayam peternak mati.

Wabah penyakit itu menurutnya tidak hanya menyerang ayam ras semata, melainkan juga menyerang ayam kampung baik yang dibudidayakan di kandang maupun yang tidak, sehingga menjadi faktor utama meroketnya harga ayam belakangan ini“Kita sudah mengirim sampel ayam yang mati ke laboratorium di Bandung dan hasilnya positif terkena ND dan CoryzaKarena itu para peternak banyak yang enggan berproduksi, sehingga hanya merawat ayam yang sudah ada saja untuk persediaan menjelang Natal dan Tahun Baru,” ungkapnya.

Dengan terpengaruhnya produksi ayam para peternak akibat wabah tersebut, maka menjelang akhir tahun terutama Natal dan Tahun Baru bisa dipastikan harga daging ayam akan melonjak tajam.  Dikatakan Jefri, untuk harga ayam ras sendiri saat ini sudah mencapai Rp.17.500 per kilogramnya di kandang, dan pada tingkat pemotong naik menjadi Rp.18.500 per kilogram, sebelumnya pada bulan November lalu pada tingkat kadang harga masih Rp.12.500 per kilogramSedangkan pada tingkat pasar dirinya memperkirakan harga lebih tinggi lagi, mengingat stok ayam lokal saat ini hanya terbilang cukup, disamping dibantu pasokan dari Banjarmasin

Dirinya mengatakan, harga tersebut terbilang sudah maksimal sehingga sampai tutup tahun nanti dipastikan tidak akan naik lagiDari 96 peternak ayam anggota APUR yang ada di Kotim, Jefri mengatakan akan mulai “masuk kandang” kembali pada awal tahun 2012 mendatangDirinya memperkirakan pada bulan Februari, karena pada bulan tersebut diprediksi musim hujan sudah berakhir sehingga sangat cocok untuk memulai budidaya ayam ras.

Sementara itu untuk pasokan ayam dari Banjarmasin, Jefri mengatakan per harinya ada sekitar 1500 ekor dan itu untuk membantu mencukupi kebutuhan pasar, khususnya di Kota Sampit dan sekitarnyaBerdasarkan pantuan koran ini di beberapa lokasi pasar yang ada di dalam Kota Sampit kemarin, harga ayam ras per kilogramnya terbilang tinggi menjelang tutup tahun 2011 iniUntuk ayam ras berkisar hingga Rp.27.500 per kilogram dan untuk ayam kampung mencapai Rp.40.000 hingga Rp.50.000 per kilogramnya. (gus)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pencarian KLM Jujur Harapan Dihentikan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler