jpnn.com, JAKARTA - Virus corona atau covid-19 yang mewabah di wilayah Nusantara diprediksi akan terus berlangsung selama bulan Ramadan, bahkan lebaran. Salat terawih berjamaah selama bulan puasa hingga mudik lebaran dipastikan tidak akan terjadi pada Idul Fitri 1441 Hijriah mendatang.
Alasannya, karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga larangan mudik yang ditetapkan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
BACA JUGA: Muzani: Swasta Memikul Tanggung Jawab Negara dalam Pendidikan
Walau penuh beragam konflik dan pembatasan, datangnya bulan Ramadan diharapkan Wakil Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia Ahmad Muzani dapat menjadi ladang amal hingga momen untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
"Kita sebentar lagi akan menghadapi bulan Ramadan bulan puasa, ini adalah puasa dalam sejarah kita, kita menghadapi pandemi yang sampai sekarang kita belum tahu ujung dan akhir dari pandemi covid-19 ini," ungkap Ahmad Muzani dalam siaran tertulis pada Kamis (23/4).
BACA JUGA: Ahmad Muzani: Gerindra Harus Kuat agar Rakyat Sejahtera
Menghadapi bulan puasa yang diperkirakan jatuh pada tanggal 24 April 2020 itu Ahmad Muzani mengajak seluruh masyarakat untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Masyarakat katanya harus terus berikhtiar dan saling tolong menolong membantu dalam menghadapi krisis imbas wabah virus corona.
BACA JUGA: Ahmad Muzani ke Bacalon Kada dari Gerindra: Tugas Utama Mengurus Orang Miskin
"Pandemi Covid-19 atau virus Corona ini adalah sebuah musibah yang tentu saja datang dari Allah, dan tentu saja Allah menurunkan penyakit ini pasti ada obatnya," ungkap Ahmad Muzani.
"Di dalam bulan puasa diharapkan dapat menjadi pendorong bagi kita semua untuk meningkatkan amal soleh, ibadah dan sedekah bagi pribadi-pribadi kita," tambahnya.
Tidak hanya sebagai ladang beramal, bulan Ramadan diyakininya dapat meningkatkan daya tahan tubuh personal hingga ketahanan sosial masyarakat.
Imun personal dan imun sosial tersebut katanya akan menjadi kekuatan dan obat dalam menghadapi pandemi ini.
"Saya merasakan bahwa solidaritas kita antar manusia-antar masyarakat begitu besar dalam menghadapi Covid-19 ini, dan bulan puasa adalah momentum yang tepat bagi kita meningkatkan ibadah, meningkatkan solidaritas dalam menghadapi musibah ini," ungkap Ahmad Muzani.
Pandemi virus corona yang berlangsung hingga Bulan Ramadan tersebut diharapkan Ahmad Muzani dapat meningkatkan ketaqwaan dan mendekatkan masyarakat kepada Tuhan yang Maha Esa.
Pendekatan Ketuhanan yang menurutnya dapat menjadi pendekatan baru bagi masyarakat untuk berbangsa dan bernegara dalam menghadapi situasi saat ini.
"Dan barangkali saja, ini adalah ujian Tuhan kepada kita agar kita semakin dekat kepada Tuhan, semakin dekat dengan sesama manusia dan agar kita semakin dekat dengan alam," ungkap Ahmad Muzani.
"Mungkin ujian ini sebagai tanda bahwa selama ini kita jauh dari Tuhan, jauh dari kepentingan kita sesama manusia dan jauh dari kepentingan alam," ungkapnya.
Merujuk hal tersebut, Ahmad Muzani berharap agar masyarakat dapat melihat makna dari wabah virus Corona. Sebab, semua cobaan yang diberikan oleh Tuhan menurutnya memiliki makna.
Tuhan pun diyakini Ahmad Muzani telah memberikan solusi apabila manusia terus berikhtiar dan berdoa.
"Kita meyakini bahwa semua yang datang dari Allah, apapun penyakitnya pasti ada obatnya. Obat penyakit itu adanya di antara ikhtiar-ikhtiar kita, kita harus terus menerus berikhtiar untuk mencari obat dan solusi atas musibah ini," ungkap Ahmad Muzani.
"Dan tidak boleh ada keputusasaan, tidak boleh ada ketidaksabaran, apalagi saling menyalahkan. Kita memiliki kekuatan dan kita memiliki kebersamaan dalam menghadapi musibah ini," tutupnya. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil