Wabah Ebola Kongo Menyebar ke Uganda, WHO Panik

Jumat, 14 Juni 2019 – 12:28 WIB
Petugas kesehatan memakai baju pelindung sebelum merawat pasien ebola. Foto: AFP

jpnn.com, KAMPALA - Virus ebola di Kongo telah menyebar ke negara tetangga, Uganda. Ada tiga kasus ebola yang terdeteksi di negara yang dipimpin Yoweri Museveni itu.

Para korban berasal dari satu keluarga. Dua di antara mereka meninggal dunia. Yaitu, seorang bocah berusia 5 tahun dan neneknya yang berusia 50-an tahun. Si nenek kehilangan nyawa Rabu malam (12/6).

BACA JUGA: Afrika Tertarik Kembangkan CPO dari Indonesia

Menteri Kesehatan Uganda Jane Ruth Aceng mengungkapkan bahwa pasien ebola di negaranya berasal dari keluarga yang beranggota enam orang. Empat di antara mereka adalah anak-anak. Mereka pergi ke Kongo untuk merawat keluarganya yang terkena ebola.

Para korban itu juga hadir di pemakaman ketika keluarganya yang sakit tersebut meninggal. Saat kembali ke Uganda, si nenek dan dua anak berusia 3 tahun 5 tahun dinyatakan positif tertular. Bocah 5 tahun tersebut meninggal Selasa (11/6).

BACA JUGA: Ratusan Gadis Chibok Korban Boko Haram Masih Hilang

''Keluarga itu kini dikarantina di Bwera,'' ujar Aceng sebagaimana dikutip AFP. Sedangkan 27 orang lainnya yang melakukan kontak dengan mereka kini dimonitor secara intensif.

BACA JUGA: Ebola Kembali Menebar Maut di Afrika

BACA JUGA: Bungkam Pengkritik Pemerintah, Uganda Berlakukan Pajak Medsos

Nenek dan cucunya yang meninggal itu dimakamkan di Kasese yang berbatasan dengan Kongo. Penduduk Kasese dilarang menggelar acara yang membuat banyak orang berkumpul. Itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus.

Para petugas kesehatan yang menangani pasien juga akan disuntik dengan vaksin terbaru yang bisa melawan virus ebola. Sudah ada 4.700 petugas kesehatan di 165 fasilitas medis yang divaksin. Sudan Selatan sudah memvaksin petugas medisnya dan mendeklarasikan status waspada meski belum ada kasus ebola di negara tersebut.

Uganda patut waswas. Sebab, setiap hari sekitar 25 ribu orang melintasi jalur lintas perbatasan Mpwonde yang menghubungkan Uganda dengan Kongo. Itu belum termasuk perlintasan tidak resmi yang terdapat di berbagai titik. Perbatasan dua negara membentang 875 kilometer.

Jika salah satu di antara mereka tertular, penyebarannya bakal luar biasa cepat. Ebola bisa menular lewat kotak langsung. Jika cairan tubuh penderita bersentuhan dengan hidung, mata, mulut atau luka di orang yang sehat, penularan bisa terjadi.

Setelah kematian lansia di Uganda, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan akan menggelar pertemuan di Jenewa, Swiss, hari ini (14/6). Pertemuan tersebut untuk menentukan apakah akan dikeluarkan status darurat kesehatan global atau tidak.

Biasanya peningkatan status dari WHO itu akan memicu perhatian global. Selain itu, bantuan bakal berdatangan ke wilayah terdampak untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut.

Komite kedaruratan WHO pernah menggelar rapat serupa Oktober dan April lalu. Namun, kala itu mereka tidak mendeklarasikan status darurat karena wabah ebola hanya terjadi di Kongo, belum menyebar.

Tampaknya, WHO harus mengubah keputusannya. Sebab, wabah ebola di Kongo yang merebak sejak Agustus tahun lalu sulit dikendalikan. Ada lebih dari 2 ribu kasus dan 1.400 di antaranya berakhir dengan kematian. Jumlah itu, rupanya, bakal terus bertambah. (sha/c4/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... WHO: 5 Persen Kematian Global Akibat Penyalahgunaan Alkohol


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Wabah ebola   Kongo   Uganda   WHO   Afrika   Virus Ebola  

Terpopuler