Wacana Pengaturan Jam Masuk Sekolah oleh Pemkot Bandung, Bey Machmudin: Riskan

Kamis, 24 Oktober 2024 – 12:55 WIB
Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin. Foto: Nur Fidhiah Shabrina/JPNN.com

jpnn.com, BANDUNG - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengkaji ulang rencana pengaturan jam masuk sekolah dan kerja.

Rencana ini untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di Kota Bandung.

BACA JUGA: Oknum ASN Pemkot Bandung jadi Tersangka Korupsi, Begini Modusnya

Bey mengatakan, wacana ini ada baiknya dilakukan kajian secara matang sebelum nantinya langsung diterapkan ke masyarakat. Apalagi, rencana ini nanti akan berkaitan dengan transportasi umum juga.

“Harus dikaji lebih mendalam sebelum diputuskan. Betul-betul diperhatikan bagaimana dengan transportasi umum yang tersedia,” kata Bey di Bandung, Kamis (24/10).

BACA JUGA: Penjelasan Pemkot Bandung Soal Lapangan Sidolig yang Dikeluhkan Pelatih Persib

Selain itu, kajian ini juga penting supaya tidak menjadi beban ke masyarakat nantinya. Salah satunya, jangan sampai rencana pengaturan jam kerja dan sekolah ini membuat siswa berangkat lebih pagi.

"Jangan sampai anak masih gelap sudah berpergian. Riskan juga. Jangan bayangkan sekolah sudah zonasi semua. Masih ada yang jauh rumahnya," jelasnya.

BACA JUGA: Rencana Pemkot Bandung Mengalihfungsikan Eks TPA Leuwigajah

Meski begitu, Bey menyarankan agar Pj Wali Kota Bandung sebagai inisiator dapat mempraktikkan terlebih dahulu di lingkungan Balai Kota.

Setelah diketahui ada beberapa kekurangan dan kelebihannya, baru dipraktikkan ke masyarakat umum.

"Kalau mau dipraktikkan, praktik saja di kantor Pak Wali dahulu. Coba dahulu sebulan, baru lihat dampaknya. Tanya ke semua pegawai. Nyaman tidak dengan masuk lebih pagi? Pulang lebih awal malah keluyuran," ungkapnya.

Dibandingkan membuat wacana seperti ini, Bey meminta agar Pj Wali Kota Bandung lebih memperhatikan solusi jangka panjang dalam menangani kemacetan, salah satunya yaitu dengan Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya yang kini masih terus berprogres.

"Mending BRT, jangan nyoba-nyoba kayak gini. Nanti seperti di NTT (banyak diprotes). Jangan buat kebijakan kontraproduktif. Saya tidak anti kebijakan yang ekstrem tapi dikaji betul," ujarnya.

"Jangan sampai masyarakat yang dirugikan karena tidak semua punya kendaraan pribadi," sambungnya.

Diketahui, Pemkot Bandung merencanakan melakukan pengaturan jam operasional berbagai sektor, seperti pendidikan, perkantoran, dan kendaraan barang. Rencana ini dilakukan untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di jam-jam sibuk.

Penjabat Wali Kota Bandung A. Koswara mengatakan, kebijakan itu rencananya akan disosialisasikan dalam dua minggu ke depan.

Ia memastikan, akan membedakan jam kegiatan masing-masing sektor tersebut. Adapun sosialisasi akan dilaksanakan dalam dua pekan ke depan.

Menurutnya, kemacetan di Bandung cenderung menurun selama masa liburan sekolah. Jika diambil garis besarnya, kata dia, jam untuk masuk sekolah ini sangat berpengaruh terhadap volume kendaraan.

"Setiap kali ada liburan sekolah, kita melihat kemacetan jauh berkurang. Ini menunjukkan bahwa jam operasional sekolah dan kerja sangat berpengaruh terhadap kondisi lalu lintas," kata Koswara, Kamis (17/10),

Langkah awal dari program ini, dikatakannya akan dilakukan dengan mengatur jam kerja pegawai negeri sipil (PNS).

Pengaturan ini diharapkan dapat membagi arus lalu lintas secara lebih merata di sepanjang hari, sehingga dapat menekan volume kendaraan pada jam-jam sibuk.

Setelah itu, pengaturan jam operasional kendaraan barang juga akan diimplementasikan, mengingat kendaraan besar sering kali menyebabkan kepadatan di jalur-jalur utama kota.

"Kami akan terus melakukan evaluasi dan uji coba, agar kebijakan ini dapat berjalan optimal dan mengurangi kemacetan,” ucapnya. (mcr27/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler