Waduh! Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi di Bawah 5 Persen

Senin, 22 Juni 2015 – 06:20 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo memperkirakan pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun ini kemungkinan bisa di bawah 5 persen. Akan tetapi, secara umum BI masih mengharapkan pertumbuhan ekonomi secara tahunan berada di kisaran 5 persen hingga 5,4 persen.

Agus mengungkapkan bahwa ada dua kondisi yang perlu diwaspadai seperti turunnya harga komoditas yang berpengaruh pada permintaan, serta kecepatan pencairan anggaran di Indonesia.

BACA JUGA: Atasi Dwelling Time, Menteri Gobel Minta Saran Sampai ke Surabaya

"Kontribusi Ramadan dan Lebaran tahun ini terhadap pertumbuhan ekonomi juga lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu. Pasalnya, penerimaan negara di aspek Pajak Pertambahan Nilai (PPN) lebih rendah, apalagi permintaan jelang Lebaran juga belum terlalu kuat," katanya.

Hal tersebut tak lepas dari disbursement anggaran pemerintah masih terbatas dan kinerja perusahaan yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan.  

BACA JUGA: Hindari Macet, Pemudik Diimbau Pulang Siang

"Namun saya ingin inflasi bisa di level 0,6 persen (month to month). Artinya, itu masih sejalan dengan target inflasi BI yakni di kisaran 4 plus minus 1 persen," sambungnya.

Keadaan volatile food seperti bawang merah, cabai merah, telur ayam, beras, dan daging ayam juga diyakini masih memberikan tekanan terhadap inflasi. "Tapi perlu diwaspadai karena risiko dari Elnino masih ada. Dan kami ingin volatile food menjadi sumber yang menekan inflasi," tukasnya.

BACA JUGA: Lebaran, Citilink Garansi Kondisi Armadanya Sempurna

Di samping itu, diakui Agus pihaknya akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi tahun 2015 dengan beberapa hal. Di antaranya kebijakan untuk properti dan kendaraan mengenai aturan Loan to Value (LTV) yang nanti berlaku untuk lembaga keuangan  konvensional dan syariah. "Kemudian adanya kerja sama antara BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan pemerintah untuk menurunkan bunga" UMKM.

Serta pemberian insentif dan disinsentif dalam bentuk Giro Wajib Minimum (GWM)- Loan to Deposito Rasio (LDR). "Bagi bank yang menyalurkan pinjaman UMKM akan memperoleh manfaat di GWM dari bank itu," papar dia.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menambahkan, BI juga akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dalam mengendalikan inflasi dan defisit transaksi berjalan guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

Untuk itu, Bank Indonesia mendukung upaya Pemerintah Pusat dan Daerah untuk mempercepat realisasi pencairan anggaran termasuk proyek-proyek infrastruktur dan melanjutkan berbagai kebijakan struktural guna mendorong perbaikan prospek ekonomi Indonesia ke depan.

Bank Indonesia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada semester II 2015 nanti akan membaik, didukung oleh meningkatnya konsumsi dan investasi pemerintah sejalan dengan semakin meningkatnya implementasi proyek-proyek infrastruktur dan meningkatnya penyaluran kredit perbankan. (dee/tia)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mereka Bicara Tentang Kenyamanan Go-Jek


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler