Waduh! Prestasi Mentan Tertutup Buruknya Kinerja Bulog

Minggu, 11 Maret 2018 – 21:20 WIB
Mentan Andi Amran Sulaiman turun dan menceburkan diri dari jukung yang membawanya ke lokasi syukuran panen. Foto: Salahudin/Radar Banjarmasin/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR Ono Surono menilai buruknya kinerja Bulog sudah sangat merugikan. Selama ini Bulog terkesan ogah-ogahan dalam menyerap gabah petani yang sekarang sedang panen raya.

Akibat sikap Bulog itu, stok beras nasional dianggap tipis, dan harga pun terus bergejolak. Padahal, Menteri Pertanian Amran Sulaiman sudah bekerja keras memastikan produksi pertanian meningkat

BACA JUGA: Menteri Amran Sedih Campur Bahagia karena Dua Peristiwa Ini

"Kinerja Menteri Pertanian sudah bagus, memaksimalkan dari sisi produksi sehingga setiap tahun terus meningkat. Juga pembukaan lahan baru. Tapi, kenapa masalah yang sama selalu berulang? Ini pasti ada yang salah dari sisi distribusi dan penyerapan," kata politikus PDIP ini.

Hasil pemantauannya di lapangan, Ono menemukan cukup banyak masalah. Salah satunya terkait harga gabah yang kini sudah mulai turun, tetapi harga beras tetap tinggi.

BACA JUGA: Wow! Mentan Sebut Gubernur Sulsel Bung Karno Baru

"Di beberapa lokasi, termasuk dapil saya, itu sudah mulai panen. Tetapi, di sisi lain, tidak terjadi penurunan signifikan terhadap harga beras," katanya.

Dengan produksi padi yang melimpah, dia merasa wajar jika ada penurunan harga. Asal jangan penurunan itu terlalu dalam, karena bisa merugikan petani.

BACA JUGA: Serapan Gabah Menyedihkan, DPR: Bulog Tak Bisa Diandalkan

Dan yang juga penting, gabah dari petani itu harus cepat didistribusikan ke pasar agar mampu menekan harga beras. Sayangnya, semua itu tidak terjadi dengan baik.

Ono mengakui, Bulog sudah beberapa kali melakukan operasi pasar. Namun, operasi pasar itu tidak efektif hanya sikap reaktif dalam menyikapi harga. "Operasi pasarnya tidak menyeluruh, tidak kontinyu."

Dia paham, operasi pasar itu tersendat karena stok beras di gudang Bulog menipis. Tapi, itu bukan salah kementan. Sebab, produksi dari petani sudah bagus.

Yang justru terjadi, Bulognya ogah-ogahan menyerap gabah petani. Bulog selalu beralasan tidak bisa membeli karena harganya di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 3.700 per kilogram.

Padahal, Pemerintah sudah memberi fleksibilitas sebesar 20 persen, sehingga Bulog bisa membeli gabah petani sampaj Rp 4.400 per kilogram.

Atas hal itu, dia meminta Bulog segera memperbaiki kinerja. Jika Bulog sungguh-sungguh, dia yakin, penugasan Pemerintah untuk menyerap gabah sebanyak 4,4 juta ton sampai Juni nanti bisa tercapai. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyerapan Gabah di Dua Daerah Ini Menurun


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler