jpnn.com, JAKARTA - SAAT seseorang putus cinta, berbagai hal terjadi dalam tubuhnya.
Selain mengalami kesedihan luar biasa bahkan bisa sampai depresi, putus cinta juga bisa mengakibatkan timbulnya beberapa penyakit.
BACA JUGA: 4 Cara Sembuhkan Hati Akibat Putus Cinta
Apa saja itu? Berikut ini penjelasannya, seperti dilansir laman Genpi.co.
1. Stres dan Depresi
BACA JUGA: 5 Cara Ampuh Mengatasi Depresi, yang ke-3 Sangat Penting
Putus cinta yang Anda alami akan bereaksi terhadap hormon stres.
Respon oleh tubuh akan mencakup pikiran yang tidak diinginkan, kekakuan hingga konsentrasi buruk.
BACA JUGA: Putus Cinta? Ini 3 Tahapan yang Harus Dilalui
Break-up atau putus cinta memicu kecemasan kronis dan jika kondisi ini diabaikan, itu bisa berubah menjadi depresi.
2. Mudah Lapar dan Gangguan Tidur
Saat putus cinta, tubuh cenderung melepaskan hormon stres yang disebut kortisol yang memainkan peran mengalihkan darah dari sistem pencernaan Anda.
Ini bisa memicu kondisi seperti sindrom iritasi usus (IBS) yang akan membuat makan berlebihan atau tak nafsu makan.
Selain itu, juga memengaruhi pola tidur. Insomnia atau hypersomnia adalah fenomena umum yang dialami orang-orang akibat putus cinta.
Jika dibiarkan akan bisa memicu berbagai masalah kesehatan seperti turunnya metabolisme dan depresi.
3. Merusak Otak
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Columbia menemukan putus dari hubungan secara signifikan memengaruhi otak Anda dengan cara yang mirip dengan bagaimana otak para pecandu kokain.
Sebuah neurotransmiter yang disebut dopamin dilepaskan oleh beberapa bagian otak.
Hormon ini memainkan berbagai peran penting dalam otak
dan tubuh kita.
Itu akhirnya membuat terobsesi dengan orang yang paling kita sukai.
4. Melemahkan Kekebalan Tubuh
Putus cinta bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda dengan mematikan bagian-bagian tertentu dari tubuh yang membantu dalam memerangi mikroba penyebab penyakit.
Putus cinta juga menghasilkan sekresi hormon stres yang memengaruhi sistem kekebalan Anda selama rentang waktu tertentu.
Juga berdampak pada fungsi tubuh yang lain secara merugikan. Ini membuat Anda lemah dan menjadi lebih sensitif terhadap sakit fisik.(genpi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany