Waduh! Sudah 50 WNI Gabung ISIS

Jumat, 13 Maret 2015 – 06:09 WIB
Kepala Kantor Imigrasi Kelas 1 Surakarta Djarot Sutrisno (kanan) dan Kepala Kasi Penindakan Darori (kiri) menunjukkan foto kopi paspor WNI yang hilang di Turki Senin (9/3). Foto: Jawa Pos Radar Solo/JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Tampaknya milisi Negara Islam Iraq dan Syria (ISIS) memang menyasar Indonesia sebagai salah satu negara area rekrutmen.

Badan Intelijen Negara (BIN) mendeteksi, sudah ada 50 warga negara Indonesia (WNI) yang bergabung dengan kelompok teroris berkedok agama tersebut.

BACA JUGA: Golkar Kubu Ical Bakal ke PTUN, Yasonna Santai-Santai Saja

Kepala BIN Marciano Norman menyebutkan, kabar terakhir tentang 16 WNI yang ditangkap aparat keamanan Turki di perbatasan Turki-Syria memperkuat dugaan bahwa ISIS telah menebar tawaran kepada WNI agar bergabung dengan mereka.

”WNI tersebut bukan semata-mata diiming-imingi wadah untuk berjihad. Mereka yang datang ke Syria juga dijanjikan sejumlah uang setiap bulan untuk biaya hidup,” ungkap Marciano setelah rapat terbatas di kantor kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/3).

BACA JUGA: Ini Klarifikasi Menko Tedjo soal Tsunami Manusia ke Australia

Sejumlah uang itu dijanjikan setidaknya untuk masa-masa awal ketika berada di Syria. ”Setelah itu, ya mereka menyatu dengan lingkungan,” beber Marciano.

Meski belum diketahui secara pasti jumlahnya, menurut dia, iming-iming biaya hidup itu sudah bisa membuat WNI yang direkrut merasa bahwa kehidupannya menjadi lebih baik. Ada indikasi kuat tentang sejumlah kepala keluarga yang kemudian mengajak istri dan anak-anaknya untuk ikut bergabung.

BACA JUGA: Peninjauan Kembali Kasus Si Arwah Gentayangan Ditolak MA

”Info (diganti biaya perjalanan dan biaya hidup) ini dari orang-orang yang sudah kembali dari sana,” tutur Marciano.

Dari dugaan bahwa 50 orang sudah bergabung dengan ISIS, tidak semuanya bergabung ke kelompok perlawanan bersenjata kepada pemerintah setempat. Ada juga yang sekadar mencari penghasilan di lumbung-lumbung ISIS.

”Tetapi, angka itu ada (adakalanya, Red) naik, ada turun, karena ada yang kembali ke Indonesia. Ada juga yang bergabung tanpa sepengetahuan kami (BIN, Red),” ungkapnya.

Terkait dengan nasib 16 WNI yang ditahan aparat keamanan Turki, Marciano menyebutkan bahwa mereka ditangkap karena menggunakan rute yang biasa dilewati para simpatisan ISIS.

Sampai tadi malam, BIN belum bisa memastikan nasib 16 WNI tersebut. Termasuk, belum dapat dipastikan pula apakah mereka 16 WNI yang beberapa hari terakhir dilaporkan hilang saat melakukan perjalanan wisata di Turki. ”Itu sedang dalam proses pendalaman dulu,” ucap Marciano.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arrmanatha Nasir mengatakan, 16 WNI tersebut ditangkap oleh otoritas Turki saat berada Kota Gaziantep. Sayang, pihak Kemenlu belum dapat memastikan alasan penangkapan dan identitas 16 WNI tersebut.

Tata, sapaan Arrmanatha Nasir, pun enggan berspekulasi bahwa para WNI tersebut akan menuju lokasi ISIS untuk bergabung. Sebab, menurut dia, masih ada kemungkinan 16 WNI itu bukanlah WNI yang dinyatakan terpisah dari rombongan Smailing Tour sebelumnya. ”Kami belum tahu. Pagi ini, yang jelas, tim KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) sedang menuju ke sana,” ungkapnya di Kantor Kemenlu, Jakarta, Kamis (12/3).

Karena itu, Tata pun belum dapat menjelaskan langkah Kemenlu selanjutnya untuk penahanan tersebut. Menurut dia, tim KBRI akan mengecek dan mendalami perkara itu terlebih dahulu. ”Yang penting adalah melakukan pengecekan kondisi mereka dulu,” jelasnya.

Kendati demikian, Tata menyatakan bahwa pihaknya kini semakin giat melakukan pencegahan terhadap WNI yang ingin bergabung dengan ISIS. Langkah yang diambil adalah menghubungi seluruh perwakilan negara Timur Tengah yang ada di Indonesia. Kemenlu meminta agar pembuatan visa WNI untuk menuju negara mereka diperketat. Salah satu caranya adalah melakukan wawancara detail tentang tujuan WNI tersebut.

Selain itu, lanjut dia, seluruh perwakilan Indonesia di Timur Tengah telah mengimbau para WNI di wilayah masing-masing. ”Kami imbau untuk tidak ikut politik aktif di sana, tidak ikut ajakan untuk bergabung dengan kelompok-kelompok radikal. Kami kasih pengertian,” jelasnya.

Perkembangan terakhir dari Ankara, Turki, pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan telah menutup perbatasannya dengan Syria di Oncupinar dan Cilvegozu. Sejak Senin (9/3), dua lintasan di sisi selatan Provinsi Hatay itu ditutup untuk seluruh kendaraan. Bukan hanya kendaraan, pemerintah setempat juga melarang individu dari Syria melintas ke Turki.

”Kami belum bisa mengatakan kapan dua perlintasan itu akan kembali kami buka,” kata pejabat pemerintah yang tidak disebutkan namanya. Kemarin Ankara menyatakan telah menangkap dan mengamankan 16 warga Indonesia yang berasal dari tiga keluarga saat hendak menyeberang ke Syria. (dyn/dim/mia/idr/c11/kim)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Maruarar Sirait Tolak Parpol Dijatah APBN Rp 1 Triliun, Ini Alasannya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler