jpnn.com - JAKARTA - Lagu Balonku Ada Lima ciptaan almarhum AT Mahmud menuai kritik dari anggota Komisi Pendidikan DPR RI, Popong Otje Djundjunan.
Menurut Ceu Popong, sapaan nenek kelahiran tahun 1938, di Kota Bandung itu, baris pertama pada bait kedua lagu tersebut sama sekali tidak kondusif untuk perkembangan psikologi anak.
BACA JUGA: Sutan Kena 10 Tahun Penjara, Bos KPK Lega
"Pada bait kedua baris pertama, syairnya 'meletus balon hijau, hatiku sangat kacau'. Ini bikin anak-anak jadi cengeng," kata Ceu Popong, saat peluncuran buku "Pola Asuh Anak: Melejitkan Potensi dan Prestasi Sejak Usia Dini", Karya Meity H Idris, di ruang Perpustakaan MPR RI, Gedung Nusantara IV, kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (19/8).
Makanya lanjut politikus Partai Golkar ini, di saat dia diundang oleh salah satu lembaga pendidikan usia dini (PAUD) di Kota Bandung, dia mendatangi ahli waris AT Mahmud minta izin baris tersebut dia perbarui menjadi 'meletus balon hijau, hatiku tidak kacau'.
BACA JUGA: Kabinet Gaduh, Ini Saran Politikus PKS untuk Presiden Jokowi
Selain itu, Ceu Popong juga mengkritisi syair lagu anak-anak dengan judul "Bintang Kecil" karya Daldjono atau Pak Dal.
Menurut anggota Komisi IX DPR RI ini, dalam lagu tersebut ada syairnya "bintang kecil di langit yang biru". "Memangnya kalau malam hari kita bisa melihat langit biru. Adanya kan pada siang hari. Jadi syair itu tidak rasional," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA JUGA: Politikus Gerindra Perjuangkan Putra Papua jadi CPNS
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisi VI DPR Gerah dengan Pernyataan Rizal Ramli
Redaktur : Tim Redaksi