jpnn.com, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengklaim per hari ini, Jumat (29/5), sudah tidak ada lagi zona merah COVID-19 di wilayah Jawa Barat sehingga penyebaran virus Corona di wilayah ini terkendali.
"Jadi saya ulangi, di Jawa Barat hari ini nol zona merah, 12 zona kuning dan 15 zona biru," kata Emil -sapaan Ridwan Kamil- saat menggelar jumpa pers di Gedung Negara Pakuan Kota Bandung, Jumat.
BACA JUGA: Ibu dan Bayi Berstatus PDP Corona Meninggal, Innalillahi
Emil mengatakan, sebelumnya ada tiga daerah yakni Kota Cimahi, Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi masuk zona merah namun per hari ini ketiga daerah tersebut sudah tidak lagi masuk ke dalam zona merah.
"Jadi yang tadinya ada tiga zona merah, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Cimahi sudah tidak masuk zona merah tapi masuk zona kuning. Yang tadinya zona biru level dua hanya lima daerah, sekarang ada 15," katanya.
BACA JUGA: 10 Orang Reaktif Corona dari Hasil Rapid Test di Lingkungan Pasar
Ia mengatakan, jika dipresentasekan zona biru level dua sebanyak 60 persen, kemudian yang masuk di zona kuning sekitar 40 persen.
Dikatakannya karena dalam kriteria ilmiahnya zona yang masuk level dua dikategorikan sebagai daerah dengan penyebaran COVID-19 yang terkendali, maka 60 persen daerah yang zona biru inilah yang diberi izin untuk melakukan the new normal.
BACA JUGA: Pecatan TNI Ditangkap Karena Minta Jokowi Mundur, Begini Respons Mabes AD
"Kami di Jabar menyepakati istilahnya adalah AKB, adalah Adaptasi Kebiasaan Baru. Jadi 60 persen yang level dua biru akan melakukan AKB, kemudian yang 40 persen yang zona kuning, kami tetap waspada tidak mengendurkan pengawasan," kata dia.
"Maka yang 40 persen zona kuning atau 12 kota kabupaten, kami tetap merekomendasikan untuk melakukan PSBB," lanjut Emil.
Lebih lanjut ia mengatakan, di dalam menentukan level kewaspadaan, pihaknya melakukan pengujian melalui sembilan indeks yang dilakukan para akademisi.
"Jadi ada sembilan kriteria yang harus diukur yaitu laju ODP, laju PDP, laju kasus positif, laju kematian, laju kesembuhan, laju reproduksi COVID-19, laju transmisi, laju pergerakan lalu lintas dan manusia, dan risiko geografis yang memang beda-beda," katanya.
Ia menambahkan, pemeriksaan melalui sembilan indeks ilmiah itu, melahirkan lima level kewaspadaan, yakni level lima berupa zona hitam yang paling parah, level empat zona merah, level tiga zona kuning, level dua zona biru, dan level satu zona hijau. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti