jpnn.com, BANTEN - Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksdya Ahmadi Heri Purwono mengungkap modus dari kelompok kriminal demi menyelundupkan narkoba ke Indonesia.
Satu di antaranya, kelompok kriminal memakai cara melemparkan narkoba yang sudah dikemas dengan pelampung ke perairan di Indonesia.
BACA JUGA: Wakasal: Ini Memuaskan, Teknologinya Terbukti
Selanjutnya, kata Heri, pihak pelempar akan memberi tahu rekannya untuk mengambil narkoba yang mengambang di perairan.
Heri mengatakan hal itu setelah TNI AL menemukan kokain 179 kilogram ketika pihaknya berpatroli dalam rangka hari raya Idulfitri 1443H di perairan Banten, Minggu (8/4).
BACA JUGA: Jenguk Prajurit Korps Marinir Korban Serangan KKB, Wakasal Bilang Begini
Diketahui, TNI AL tidak menangkap seorang pun tersangka ketika menemukan kokain. Sebab, barang haram ditemukan dalam posisi mengambang di perairan Banten.
"Jadi, di sekitar itu mungkin ada perahu cepat atau ada orang yang mengawasi pergerakan dari barang tersebut," kata Heri dalam keterangan pers yang disiarkan YouTube akun TNI Angkatan Laut, Senin (9/5).
BACA JUGA: Wakasal Kunjungi Prajurit Marinir Korban Serangan di Papua
Selain melempar dan ada pihak yang mengawasi, terdapat kemungkinan lain dilakukan kelompok kriminal menyelundupkan narkoba ke tanah air.
Semisal, kata Heri, kelompok kriminal meletakkan sebuah alat pendeteksi posisi di narkoba yang sudah dikemas bisa mengambang di perairan.
"Jadi, ada sinyal posisi ditaruh, sehingga posisinya (barang haram yang hendak diselundupkan, red) bisa dideteksi kapal pengambil," ujar Heri.
Sementara itu, Deputi Penindakan BNN Irjen Kennedy menyebut jalur laut memang menjadi favorit kelompok kriminal dalam menyelundupkan narkoba ke Indonesia.
Sebab, kata dia, para sindikat beranggapan 85 persen penyelundupan paling aman melalui laut, sedangkan sisanya terbagi antara udara serta darat.
"Jadi, 85 persen (laut). 15 persen itu darat dan udara," ungkap Kennedy. (ast/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polda Metro Jaya Tangkap Bandar Heroin Kalangan Elite
Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : Aristo Setiawan