jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Garuda Teddy Gusnaidi mendukung pernyataan Presiden Jokowi yang mengingatkan capres maupun cawapres yang akan berlaga di Pilpres 2024 tidak melakukan politisasi agama.
Sebelumnya, Jokowi secara terang-terangan menyatakan bahwa bangsa Indonesia sudah merasakan dampak dari politisasi agama yang berlarut-larut sehingga jangan ada lagi politisasi agama dalam kontestasi di Pilpres 2024.
BACA JUGA: Sindiran Anak Amien Rais ke Jokowi soal Politisasi Agama dan Kriminalisasi Ulama
"Artinya apa? Artinya politisasi agama jelas ada dan terjadi di negara ini," kata Teddy Gusnaidi melalui keterangan, Rabu (23/11).
Dia mengungkapkan dampak politisasi agama hanya menghasilkan kerusakan, karena selain masyarakat menjadi terbelah dan bermunculan ajaran-ajaran sesat, juga produk politisasi agama menghasilkan produk gagal.
BACA JUGA: Cerita Pentolan Alumni 212 soal Politisasi Agama di Era Jokowi
"Ini menjadi pembelajaran penting bagi bangsa ini untuk tidak mengulangi lagi," tegasnya.
Teddy berharap para calon, baik di Pilpres, Pileg dan Pilkada ke depan harus punya sikap mengutuk secara terang-terangan kelompok tersebut dan menolak keras ketika kelompok tersebut memproklamirkan mendukung mereka.
BACA JUGA: Politisasi Agama Dilarang Dalam Islam
"Jika ada calon yang menerima saja, artinya mereka mendukung kelompok tersebut. Itu pasti," ujarnya.
Menurut Teddy, calon yang menerima bahkan bekerja sama dengan kelompok pengusung politisasi agama sudah dapat dipastikan calon yang tidak memiliki kemampuan sehingga mereka butuh hal itu agar mereka dipilih.
"Kita harus belajar dari pengalaman sebelumnya, seperti yang diingatkan Presiden Jokowi," kata Teddy lagi.
Teddy kembali menegaskan hanya calon yang tidak memiliki prestasi dan kemampuan yang membiarkan bahkan bekerja sama dengan kelompok yang memainkan politisasi agama.
"Kita sudah merasakan dampak buruk akan hal itu," pungkasnya. (mar1/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi