Wakil Ketua DPR Dorong Trilogi KOKAM Dikedepankan

Minggu, 08 Oktober 2017 – 19:01 WIB
Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan dalam acara Apel Siaga KOKAM Cinta Indonesia di Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (8/10). Foto: DPR

jpnn.com, BANJARNEGARA - Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan mendorong Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) untuk mengedepankan Trilogi KOKAM. Yakni menjaga ukhuwah islamiah, NKRI, serta menggembirakan kehidupan kemanusiaan dan kebangsaan.

Selain itu, setiap personel KOKAM dan Pemuda Muhammadiyah harus selalu memberikan karya nyata, bukan tekstual belaka. Taufik menyampaikan hal itu saat memberikan orasi pada Apel Siaga KOKAM Cinta Indonesia, Pemuda Muhammadiyah se-Banjarnegara di Alun-alun Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (8/10/2017).

BACA JUGA: Wakil Ketua DPR: Perlu Kepastian Regulasi EBT

Menurut Taufik, seluruh Pemuda Muhammadiyah termasuk personel KOKAM harus bisa mengisi kemerdekaan bangsa dengan berbagai kegiatan yang memberi kemanfaatan kepada masyarakat. Dia mengharapkan Pemuda Muhammadiyah dan KOKAM menjadi garda terdepan dalam menegakkan reformasi.

“KOKAM jangan terjebak dengan masalah seremonial dan situasi tekstual belaka, tapi karya nyata untuk bangsa dan negara ini. Ayo berjuang bersama dengan seluruh kekuatan rakyat, amar ma’ruf nahi munkar untuk mengisi kemerdekaan,” ajak Taufik.

BACA JUGA: Baleg Ungkap Kerancuan Pasal 112 dan 127 UU Narkotika

Apel siaga yang diikuti lebih dari 1.000 personel KOKAM itu mengambil tema Menumbuhkembangkan Militansi Kader, Jiwa Nasionalisme dan Patriotisme untuk Banjarnegara Berkemajuan. Hadir dalam acara itu antara lain Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono, serta sejumlah tokoh Muhammadiyah dan masyarakat Banjarnegara.

Taufik tak meragukan kiprah pemuda dan keluarga besar Muhammadiyah dalam sepanjang sejarah Republik Indonesia. Menurutnya, Muhammadiyah berperan dalam setiap gerakan sejarah perjuangan RI.

BACA JUGA: Perlu Pasal Karet Untuk Atur Jenis-jenis Narkotika

Saat pengkhianatan G 30 S/PKI tahun 1965 pun Muhammadiyah ikut menjaga dan mempertahankan Indonesia dari pengaruh komunisme. Bahkan pada 1998, Amien Rais selaku ketua umum PP Muhammadiyah punya andil besar dalam menggerakkan reformasi Indonesia.

“Kita mengenal bagaimana perjuangan 1998 itu. Siapa pun bisa menjadi apa pun juga. Semua rakyat bisa menjadi bupati, wali kota, gubernur, bahkan presiden RI karena reformasi. Itu adalah hasil kerja keras Pemuda Muhammadiyah dan tokoh reformasi Amien Rais.” tegas Taufik.

Karena itu dia mengingatkan Pemuda Muhammadiyah agar tidak sekadar menjadi penonton. Menurutnya, Pemuda Muhammadiyah juga harus menjadi pelopor.

“Sekarang tinggal kembali pada diri kita, apa kita hanya mau menjadi penonton, ataukah kita mau menjadi garda terdepan dalam meningkatkan reformasi. Apakah saudara bersedia?” tanya Taufik kepada seluruh personel KOKAM.

Legislator F-PAN itu menambahkan, Pemuda Muhammadiyah lahir karena adanya kekuatan rakyat dan perjuangan kebangsaan. Peran-peran Pemuda Muhammadiyah dan KOKAM harus terus mengakar di masyarakat, sehingga peran dan manfaat organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan itu makin terasa di masyarakat. 

“Jangan ajari Muhammadiyah dengan komunisme. Jangan ajari Muhammadiyah dengan toleransi. Jangan seolah-olah kita harus diberi pelajaran mengenai nilai-nilai Pancasila kepada Pemuda Muhammadiyah. Karena Pemuda dan Keluarga Besar Muhammadiyah-lah yang paling depan dalam menyusun bangsa dan negara ini,” tegas Taufik.

Mengakhiri orasinya, Taufik mengajak seluruh Pemuda Muhammadiyah dan personel KOKAM untuk memberikan karya nyata kepada bangsa dan negara. Sebagai organisasi Islam yang berwawasan kemajuan, Pemuda Muhammadiyah harus mampu melanjutkan peran sejarahnya sebagai organisasi pemuda yang besar dan memiliki kemampuan untuk mencetak generasi-generasi muda calon pemimpin Indonesia di masa depan.

“Isilah kekuatan dan pemikiran anda untuk bermanfaat secara amar mar’uf nahi munkar. Pada saatnya nanti menjadi pemimpin yang sidik (jujur, red), amanah (dapat dipercaya, red), tablig (mampu berkomunikasi, red) dan fatanah (cerdas). Selalu ingat, kita jangan terjebak oleh seremonial dan tekstual, tapi junjunglah trilogi KOKAM. Saya yakin, semua akan berada di garda paling depan untuk menuntaskan reformasi,” ujar Taufik berpesan.(adv)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perlu Sinergi Antarlembaga Dalam Proses Penyidikan Kasus


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
DPR  

Terpopuler