Wakil Ketua MPR Syarief Hasan Soroti Kesenjangan Digital di Indonesia yang Masih Tinggi

Rabu, 18 Januari 2023 – 15:34 WIB
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan mendorong pemerintah segera mengatasi kesenjangan digital di Indonesia yang masih tinggi. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Syarief Hasan menyoroti kesenjangan digital (digital divide) di Indonesia yang masih tinggi.

Dia membeberkan sesuai laporan World Economic Forum bertajuk 'Global Risks Report 2023', salah satu persoalan genting yang akan melanda perekonomian global adalah masih tingginya kesenjangan digital, termasuk di Indonesia.

BACA JUGA: Ekonom: Merger Operator Telko Kurangi Kesenjangan Digital di Luar Jawa

"Ini tentu menjadi tantangan untuk melakukan akselerasi dan pemerataan ekonomi," kata Syarief Hasan melalui keterangan yang diterima, Rabu (18/1).

Menurutnya, semakin tinggi kesenjangan digital akan semakin rendah juga akses dan kapasitas masyarakat untuk terlibat dalam ekosistem digital.

BACA JUGA: IBL Siap Merambah ke Dunia Digital, Begini Langkahnya

Pada akhirnya, lanjut Syarief Hasan, potensi komoditas di berbagai wilayah yang seharusnya terintegrasi dalam perekonomian digital tidak dapat teroptimalisasi.

“Perkara kesenjangan digital ini perlu jadi atensi kita bersama," tegasnya.

BACA JUGA: Akademisi Dukung Jokowi Mendorong Transformasi Digital di Sektor Birokrasi

Apalagi dengan potensi UMKM yang tersebar di berbagai wilayah, tidak meratanya akses infrastruktur dan literasi digital akan menjadi hambatan dalam mengejar pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

"Selain menggenjot pembangunan infrastruktur, literasi digital juga persoalan krusial yang mesti segera diselesaikan," sarannya.

Politisi senior Partai Demokrat ini mengungkapkan jika ekosistem digital hanya bertumpu di wilayah perkotaan, maka pembangunan ekonomi juga akan timpang.

Menurut Syarief, kegusaran ini sangatlah beralasan sebab indeks pembangunan digital Indonesia masih menyisakan beberapa catatan.

Badan Pusat Statistik (2022) merilis meskipun tingkat penetrasi internet mengalami kemajuan menjadi 62,1 persen pada 2021.

Kemudian indeks pembangunan digital naik menjadi 5,76, tingkat disparitas antarwilayah juga mengalami kenaikan.

Sementara pada 2020, disparitas berada pada angka 4,11, naik menjadi 4,31 pada 2021.

Kenaikan ini bahkan terjadi pada semua indikator penyusun indeks pembangunan digital.

Karena itu, kata Syarief Hasan, tidaklah mengherankan jika daya saing digital di Indonesia secara global kalah jauh dibandingkan beberapa negara tetangga.

Dalam IMD World Digital Competitiveness Ranking (2022), Indonesia hanya menempati peringkat ke-51 dengan skor 56,14 dari 63 negara.

Di lingkup Asean, kita kalah dari Malaysia (31) dan Thailand (40).

Jika ukurannya jumlah populasi, China masih lebih unggul dengan berada pada peringkat ke-17 atau India pada urutan ke-44.

Syarief mengatakan fakta ini tentu perlu menjadi barometer bahwa pembangunan digital menghadapi tantangan yang mesti segera diurai dan diselesaikan.

Pembangunan infrastruktur digital dan peningkatan literasi penduduk menjadi pekerjaan besar bersama.

“Saya mendorong segala bentuk inisiatif untuk mengejar ketertinggalan dan mewujudkan kedaulatan digital Indonesia," tegasnya lagi.

Hal itu juga bertujuan mewujudkan terbentuknya lingkungan digital dengan menghadirkan konektivitas melalui pembangunan infrastruktur.

Kemudian terwujudnya masyarakat digital dengan kemudahan akses dan layanan, serta lahirnya talenta-talenta digital adalah tantangan dan harapan kita semua.

"Pemangku kebijakan terkait, baik dalam hal ini regulator maupun operator digital perlu melakukan akselerasi dan optimalisasi agar semua target pembangunan digital tersebut segera terpenuhi,” pungkas Anggota Komisi Komunikasi dan Informatika DPR ini. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler