JAKARTA - Walikota Pontianak Sutarmidji terancam dilaporkan ke Komnas HAM, DPR RI dan Komisi Ombudsman NasionalPasalnya, politisi PPP itu dinilai telah menyalahgunakan wewenang lantaran menolak menjalankan kesepakatan kerja yang sudah disepakati pejabat walikota sebelumnya.
Ancaman terhadap Sutarmadji tersebut disampaikan Abdullah Soda dan Agu selaku pemenang tender dan kontraktor pengembangan Pasar Flamboyan Pontianak
BACA JUGA: Pelaut jadi Korban KDRT Istri
Agu mengaku rugi hingga Rp 20 miliar karena Sutarmidji ingkar janji"Sejak MoU ditanda-tangani 2004 sampai sekarang mandek
BACA JUGA: TKW Disekap, Janji Dipulangkan Usai Lebaran
Padahal kita sudah mengeluarkan uang sampai Rp 20 miliar," kata Agu yang didampingi Iwan Erwanto dari kantor pengacara Syamsu Djalal dalam keterangan kepada wartawan di Jakarta, Rabu (6/7).Sedangkan Iwan Erwanto mengatakan, langkah tersebut terpaksa dilakukan karena upaya damai yang diajukan Agu selalu ditolak Sutarmadji tanpa alasan jelas
"Percuma saja menggugat, habiskan biaya bayar pengacara
BACA JUGA: Air Bermasalah, Peserta Jambore Tak Mandi Dua Hari
Jika yang menggugat pun nantinya menang, Pemkot Pontianak tidak akan pernah memberikan pihak penggugat untuk membangunKita akan tetap bangunSiapa yang bisa melarang Pemda bangun?" kata Iwan menirukan perkataan Sutarmadji.Menurut Iwan, pernyataan Sutarmadji ini jelas menyalahi aturanKarena sebagai pejabat, Sutarmadji seharusnya menaati kesepakatan kerja walau pemegang tampuk pemerintahan telah berubahSelain itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat juga telah mengeluarkan surat agar Sutarmadji menaati kesepakatan dengan Abdullah Soda selaku pemenang tender dari PT Putra Khatulistiwa.
Selain itu, Abdullah Soda selaku putra daerah berniat membangun pasar seluas 25.000 m2 secara permanenSelain itu, MoU awal menyebutkan bahwa di atas tanah tersebut akan dibangun hotel, pasar grosir, serta pusat pertokoan dengan nilai investasi Rp 168 miliar.
"Kalau jadi setidaknya pengangguran berkurangTernyata jadinya begini, saya dirugikan tak hanya materi tapi juga anak saya meninggal karena ikut memikirkan masalah ini," katanya sedih(pra/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BBM Habis, Warga Antri Tiga Jam di SPBU
Redaktur : Tim Redaksi