Wali Kota Cilegon Dikurung di Rutan KPK

Minggu, 24 September 2017 – 21:10 WIB
KPK. ILUSTRASI. Foto: JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wali Kota Cilegon, Banten, Tubagus Iman Ariyadi dikurung di Rumah Tahanan Kelas I Jakarta Timur cabang Komisi Pemberantasan Korupsi.

Politikus Golkar itu ditahan usai menyandang status tersangka suap pemulusan perizinan analisis dampak lingkungan untuk proyek pembangunan Transmart di kawasan PT KIEC, Banten.

BACA JUGA: Kasus Wali Kota Cilegon, Indikasi Celah Korupsi Makin Banyak

"Penahanan dilakukan selama 20 hari pertama demi kepentingan penyidikan," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah, Minggu (24/9)..

KPK juga menjebloskan empat tersangka lain. Yakni, Kepala Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Cilegon Ahmad Dita Prawira ditahan di Rutan Kelas I Jaktim cabang KPK di Pomdam Jaya, Guntur, Jakarta Selatan.

BACA JUGA: Wali Kota Cilegon Kena OTT, Golkar Merasa jadi Target KPK

Legal Manager PT KIEC Eka Wandoro Dahlan (EKW) ditahan di Rutan Polres Metro Jakarta Pusat,

Project Manager PT Brantas Abipraya Bayu Dwinanto Utama (BDU), Bayu Dwinanto Utomo ditahan di Rutan Polres Metro Jaktim, dan pihak swasta Hendri ditahan di Rutan Polres Jakpus..

BACA JUGA: Suap Wali Kota Cilegon untuk Bangun Transmart

Sedangkan satu tersangka lain, Direktur Utama PT KIEC Tubagus Donny Sugihmukti, masih dicari keberadaannya oleh KPK.

Iman Aryadi keluar dari markas KPK mengenakan rompi tahanan warna oranye sekitar pukul pukul 00.05, Sabtu (24/9).

Iman mengaju ada aliran uang untuk perizinan dari PT KIEC dan PT BA.

"Hanya berkaitan dengan soal perizinan, begitu ya," ungkap Iman.

Namun, dia membantah itu merupakan uang suap maupun gratifikasi.

Menurutnya, uang itu merupakan sponsorship untuk klub sepak bola Cilegon United Football Club.

"Itu berkaitan dengan soal kami mencari sponsorship untuk tim sepakbola kota Cilegon," katanya.

Sebab, dia melihat ada antusias liga sepak bola Cilegon, sehingga Iman ingin mencarikan sponsor.

"Langsung ditransfer ke CU (Cilegon United). Jadi bukan (suap dan gratifikasi). Kami tidak menerima apa pun berkaitan soal uang dan gratifikasi," paparnya.

Setelah Iman, Ahmad Dita keluar markas memakai rompi tahanan KPK warna oranye sambil bungkam.

Kemudian, Eka Wandoro juga mengenakan rompi tahanan KPK warna oranye. Dia bungkam, bahkan berupaya menutupi wajahnya dengan kertas.

Pun demikian dengan Bayu Dwinanto. Dia memilih bungkam. Setelah itu, Hendri juga bergeming sambil berlalu. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wali Kota Cilegon Ikuti Jejak Ayahnya, Ini Suap Modus Baru


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler