Wali Kota Ini Bikin Puskesmas Perahu, Lolos PTN Dikasih Rp 1 Juta plus Beasiswa

Sabtu, 16 Mei 2015 – 05:48 WIB
Syarfi Hutauruk. Foto: Tomy C. Gutomo/Jawa Pos

jpnn.com - KARAKTERISTIK Kota Sibolga, Sumut, tidak jauh berbeda dengan daerah pesisir umumnya. Rata-rata daerah pesisir tertinggal dari sisi kesehatan. Kesadaran masyarakat akan kesehatan juga kurang. Sarana dan prasarana kesehatan pun tidak memadai. Hal itu juga dirasakan Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk pada awal menjabat.

Selain soal kesehatan, bidang pendidikan tidak kalah mengkhawatirkan. Angka putus sekolah sangat tinggi. Tingkat kemiskinan juga sangat tinggi. ’’Celakanya, masyarakat di pesisir cenderung konsumtif,’’ ungkap Syarfi saat diwawancarai Jawa Pos.

BACA JUGA: Banyak yang Pensiun, Sebagian Minta Pindah

Semua itu merupakan tantangan tersendiri. Bagi Syarfi, tidak mudah mengubah cara berpikir warga tentang pendidikan dan kesehatan. ’’Saya sering berkata kepada warga, seharusnya kita malu kalau memakai perhiasan emas, tetapi anak tidak sekolah,’’ kata mantan anggota DPR dari Partai Golkar tersebut.

Karena itulah, pada awal menjabat, Syarfi mengalokasikan sebagian besar anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk pendidikan (35,4 persen) dan kesehatan (18,9 persen). Pada awal periode, APBD Sibolga sangat kecil, hanya Rp 292 miliar.

BACA JUGA: Pemberian Nama Masjid Diprotes, Ramai di Facebook

Fokus pertama Syarfi adalah meningkatkan fasilitas kesehatan bagi warga. Seluruh warga mendapat jaminan kesehatan, baik dari pusat, provinsi, maupun kota. ’’Saat ini hampir seluruh warga, 95,67 persen, sudah mendapat jaminan kesehatan,’’ tegasnya.

Fasilitas rumah sakit juga ditingkatkan. Dokter spesialis ditambah. Begitu juga, peralatan di RSUD dr Ferdinand Lumban Tobing ditambah. Salah satunya, alat cuci darah. RSUD tersebut juga naik kelas dari RSUD tipe C menjadi tipe B.

BACA JUGA: Ruhut Buka Peluang Eldin-Ramadan Pohan

Warga Sibolga juga tinggal di sejumlah pulau. Untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi mereka, pemkot membuat puskesmas unit perahu bermotor. Puskesmas perahu yang dibiayai dari dana alokasi khusus (DAK) Rp 1,1 miliar itu beroperasi mulai April 2015.

’’Kami juga gunakan untuk sosialisasi pentingnya menjaga kesehatan bagi warga di pinggir laut,’’ jelas Syarfi.

Berbagai upaya Syarfi tersebut membuahkan hasil. Angka kematian ibu melahirkan dan bayi menurun drastis. Saat ini angkanya sudah di bawah rata-rata nasional. Angka harapan hidup masyarakat yang semula hanya 60-an tahun kini sudah lebih dari 70 tahun.

Untuk menjaga kebersihan kota, setiap Jumat diadakan gerakan Jumat Bersih. Syarfi mengajak anak buahnya di Pemkot Sibolga untuk bekerja bakti bersama warga. Awalnya tidak mudah. Bahkan, kata Syarfi, banyak warga yang hanya melihat saat dirinya dan pegawai pemkot bersih-bersih. ’’Kini mereka sudah mau ikut. Kami setiap tahun mendapat Adipura,’’ ujarnya.

Selama lima tahun Syarfi menjabat, perubahan yang dihasilkan sangat signifikan. Setidaknya, hal itu tampak dari APBD dan pendapatan asli daerah (PAD) yang meningkat tajam. APBD Sibolga yang semula tidak sampai Rp 300 miliar kini sudah lebih dari Rp 700 miliar. PAD yang pada awalnya hanya Rp 14 miliar kini menembus angka Rp 51 miliar atau naik 140 persen.

Pemkot Sibolga juga memiliki BUMD, PD Sibolga Nauli. Selain es batu, perusahaan tersebut memproduksi cool storage untuk menyimpan ikan. Potensi ikan di Sibolga cukup besar, yakni 1,76 juta ton setahun. Realisasinya baru 97 ribu ton. ’’Ikan kami sudah diekspor ke Singapura, Malaysia, dan Thailand,’’ ungkapnya.

Dirikan Akademi Komunitas Negeri

Mimpi warga Sibolga untuk memiliki perguruan tinggi akhirnya terwujud meski hanya jenjang diploma 2. Pada Juli 2014, secara resmi berdiri Akademi Komunitas Negeri Sibolga. Kampus tersebut berada di bawah naungan Politeknik Negeri Lampung melalui Program Studi di Luar Domisili (PDD) Kota Sibolga.

Ada tiga program studi di akademi tersebut. Yakni, budi daya perikanan air tawar, budi daya perikanan air laut, dan teknologi pangan berbasis perikanan. ”Ini sejalan dengan potensi kami, yakni ikan,” kata wali kota.

Untuk urusan pendidikan, Syarfi memang cukup serius. Lulusan SMA/SMK yang diterima di PTN mendapat insentif Rp 1 juta. Setelah itu, mereka memperoleh beasiswa. Ada 1.000 mahasiswa asal Sibolga yang mendapatkan beasiswa. Mereka berkuliah di UI, Unpad, ITB, Unair, Undip, dan sebagainya.

Untuk pendidikan menengah, Syarfi terus menambah jumlah sekolah negeri. Masing-masing bertambah satu sekolah untuk SMP, SMPA, dan SMK. Guru-guru yang belum S-1 disekolahkan agar bergelar sarjana. Guru yang sudah S-1 diberi kesempatan kuliah S-2. (c5/c6/tom)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Bupati Abdya Ditahan Kasus Tanah PKS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler