jpnn.com, SAMARINDA - Wali Kota Samarinda Andi Harun meradang usai menyaksikan gedung perpustakaan yang pembangunannya menelan anggaran Rp 10 miliar, tetapi mengalami kerusakan di beberapa bagian.
Gedung perpustakaan tersebut baru saja rampung dikerjakan sekitar lima bulan yang lalu. Namun, plafon gedung itu tiba-tiba saja ambruk pada Senin (25/4) pagi, saat pegawai di sana sedang melayani pengunjung.
BACA JUGA: Mengaku Dapat Bisikan Jin, Pria di Samarinda Nekat Bakar Rumah Orang Tua
Wali Kota Samarinda makin marah saat melihat sisi-sisi bangunan gedung yang terletak di Jalan Kesuma Bangsa itu banyak yang mengalami kebocoran.
Bahkan kabel-kabel listrik terkesan dipasang kontraktor secara asal-asalan di bagian plafon Gedung Perpustakaan Daerah Kota Samarinda yang dibangun lewat Dana Alokasi Khusus (DAK) tersebut.
BACA JUGA: Mama Temukan Video Mesum di HP Putrinya, Ternyata Pemerannya, Ya Ampun
"Saya sungguh kecewa atas kualitas dan pelaksanaan proyek ini," ucap Wali Kota Samarinda Andi Harun melalui keterangan tertulis kepada JPNN.com, Selasa (26/4).
Andi Harun geram lantaran gedung perpustakaan itu roboh hanya dalam 5 bulan setelah rampung dibangun pada Desember 2021.
BACA JUGA: Banyak Pejabat Negara ke IKN Nusantara, Jubir Gubernur Kaltim: Yang Bikin Pusing Itu...
Dalam tinjauan itu, Andi Harun menemukan plafon paling parah ambruk di bagian lantai 3 gedung perpustakaan.
Tak hanya itu, beberapa sisi bangunan juga mengalami kebocoran akibat saluran pipa di bagian plafon tersumbat. Ruang khusus anak juga mengalami kebocoran.
"Ini parah betul dari sisi ke sisi gedung bocor. Kasar sekali pengerjannya, kabel-kabel lampu tidak di-finising dengan bagus. Menggantung begini, entah apakah ini perencanaannya yang bodoh, atau pelaksanaannya yang maling," ketusnya.
Dia menegaskan, temuannya itu seakan telah menampar muka Pemerintah Kota Samarinda. Padahal, anggaran proyek tersebut diperjuangkan melalui DAK dari Pemerintah Pusat.
"Ambrol tak sampai setengah tahun, meskipun mereka (kontraktor) masih ada ruang perbaikan," ungkapnya kecewa.
Orang nomor satu di Samarinda itu meminta agar kontraktor yang melakukan pekerjaan segera bertanggung jawab dan dapat memulai pekerjaannya paling lambat Selasa pagi ini.
"Apabila tidak segera (dikerjakan) maka ini akan menimbulkan masalah lebih parah lagi," tegasnya.
Teguran keras juga dilayangkan Andi Harun kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda.
Bahkan, Andi Harun meragukan keterangan Dinas PUPR bahwa penyebab genangan air hanyalah sumbatan saluran air akibat tumpukan daun.
"Kecuali mereka bisa tunjukkan daunnya di mana, pipanya di mana, segala macam," ucapnya.
"PUPR saja setelah saya datang baru mereka datang. Padahal ini kejadian dari jam 10 pagi tadi. Kontraktor juga tak bisa dihubungi," kata Andi Harun ketika meninjau gedung Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Samarinda di Jalan Kesuma Bangsa, Kecamatan Samarinda Kota Senin (25/4)
Informasi dihimpun gedung Perpustakaan Samarinda mulai aktif beroperasi pada Februari 2022 lalu. Sementara peristiwa plafon perpustakaan roboh terjadi sekitar pukul 10.00 WITA saat kondisi hujan deras.
Peristiwa robohnya plafon turut disaksikan sejumlah pengunjung perpustakaan yang datang. (mcr14/jpnn)
Redaktur : Soetomo Samsu
Reporter : Arditya Abdul Aziz