Wamen Stella Cristie Dorong Insentif Dosen untuk Penelitian

Senin, 16 Desember 2024 – 16:39 WIB
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Prof Stella Christie. ANTARA/M. Fikri Setiawan

jpnn.com, BANDUNG - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Prof Stella Cristie kembali menekankan harapan adanya insentif untuk dosen agar bisa fokus dalam melakukan penelitian.

Hal ini menjadi penting agar para tenaga pendidikan di universitas mampu membangun budaya ilmiah unggul yang berdampak pada banyak sosial ekonomi di Indonesia.

BACA JUGA: Wamendiktisaintek Stella Christie Berbagi Tips Jadi Periset yang Baik

Dalam sebuah diskusi di Institut Teknologi Bandung (ITB), Stella menuturkan, budaya ilmiah tidak bisa lahir sendiri, tetapi harus dibangun salah satunya melalui berbagai penelitian.

“Penelitian menghasilkan pertumbuhan ekonomi. Makanya insentif harus diberikan langsung ke peneliti utama (principal investigator)," kata Stella, Senin (16/12/2024).

BACA JUGA: Wamendiktisaintek Stella Christie Sebut Biaya UKT di Indonesia Saat Ini tak Ideal

Menurutnya, harus ada sistem pemberian intensif untuk penelitian karena cara itu sudah dilakukan di banyak negara seperti Amerika yang memberikan tiga bulan gaji. Kemudian, di China, pemerintahannya memberikan sekitar 20 persen dari gaji bulanan.

Pemberian pendanaan ini pun langsung diberikan kepada peneliti utama agar mereka mau melakukan riset dengan baik. Karena, ketika dana riset tidak ada, mereka akan membuat penelitian alakadarnya.

BACA JUGA: Perihal Penarikan Dosen dan Guru Diperbantukan di Sekolah Swasta dan PTS, Begini Saran Anggota DPD RI Lia Istifhama

"Makanya penelitian dilakukan untuk mendapatkan grant (dana hibah). Di Indonesia jangan ragu lagi," paparnya.

Selain dari segi finansial, ada juga hal-hal yang bisa menunjang penelitian seorang dosen. Misalnya, dengan sistem administrasi sederhana dan mendukung mereka bisa tahu harus melakukan apa tanpa embel-embel administrasi yang memusingkan.

"Contohnya sistem dana multiyear yang harus dilakukan. Tidak ada penelitian yang setahun jadi. Belum lagi bikin laporan dan beban mengajar yang diringankan.

Sebagai peneliti ada laporan per tiga bulan misalnya, sudah sampai mana. Ini bentuk tanggung jawab dari dana grant (hibah)," ujar Stella.

Selain itu, bisa juga mengurangi beban mengajar. Artinya, ilmu yang diberikan kepada mahasiswa itu pola pikirnya harus senada dengan riset yang dilakukan. Mahasiswa pun harus diajak melakukan riset kecil-kecilan sehingga tidak hanya berdiam di kelas.

Kemudian, bantuan untk pengemasan riset pun bisa diberikan oleh universitas. Serta bisa ada pengecekan hasil riset yang memang dilakukan sejumlah pihak.

Menurut Stella, banyak negara tengah meningkatkan perekonomian secara berkelanjutan. Bagi sebuah negara yang ingin mendorong ekonominya dari bawah ke atas, maka harus berangkat dari keunggulan sains dan teknologi.

Untuk itu, universitas pun perlu didorong agar mampu menghasilkan riset berkualitas yang nantinya diberikan kepada pemerintah yang diharap bisa mendongkrak perekonomian secara merata.

"Semua akan berhubungan maka kementerian termasuk Kemenkeu, Bappenas, BPK, BUMN, dan lainnya harus mendukung sistem insentif,” tandasnya. (mcr27/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler