jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah akan melakukan penguatan sektor hulu penanganan pandemi Covid-19 dengan memperkuat peran Puskesmas sebagai ujung tombak dalam melakukan tracing dan testing.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) dr Dante Saksono Harbuwono saat peringatan satu tahun pandemi Covid-19 bertajuk inovasi Indonesia untuk Indonesia pulih pascapandemi secara daring, Selasa (2/3).
BACA JUGA: Sandi Berharap Vaksinasi Covid-19 Dorong Sektor Pariwisata Kembali Tumbuh
"Kita harus melakukan berbagai macam hal untuk penguatan di hulu, antara lain dengan penguatan di Puskesmas sebagai sektor strategis yang paling dekat dengan masyarakat," kata Wamenkes Dante Saksono Harbuwono.
Pemerintah juga akan menggunakan tenaga tracer (pelacak) lebih banyak lagi, yakni sekitar 80-100 ribu orang. Mereka berasal dari unsur bintara pembina desa (Babinsa), Bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (Bhabinkamtibmas), serta kader Puskesmas untuk membantu proses pelacakan kontak erat Covid (suspek) di masyarakat.
BACA JUGA: Pak Ganjar Semringah Dapat Laporan soal Penanganan Covid-19 di Jateng
"Mereka akan mencari kontak erat orang yang belum terdiagnosis. Ini sangat penting karena dengan mengetahui sejak dini angka kematian bisa dikurangi," ujarnya.
Dante mengatakan kemampuan medis mengobati pasien Covid-19 dalam setahun ini sudah makin berkembang. Berbeda dengan pada awal-awal pandemi karena masih mencari-cari cara yang paling efektif membantu penyembuhan pasien terinfeksi virus Corona.
BACA JUGA: Instruksi Ketua GTKHNK 35+ untuk Guru Honorer dan Tendik Menghadapi Rekrutmen PPPK
"Setahun yang lalu kita masih meraba-raba sehingga mortality rate sangat tinggi pada awal-awal pandemi," imbuhnya.
Pengalaman empiris saat menangani pasien membuat para dokter dan perawat kini sudah punya kemandirian melakukan pengobatan. Tenaga medis sudah memiliki guideline (pedoman), juknis, dan manajemen pengobatan sehingga angka kematian makin menurun.
"Ini yang kita lakukan selama satu tahun ini. Namun, ini tentu tidak akan selesai. Kita masih punya PR besar, yaitu bagaimana melakukan penguatan di hulu. Kalau treatment sudah diimbangi dengan pengobatan yang semakin baik, maka PR terbesar adalah testing dan tracing," jelas Dante.
Menurutnya, testing yang baik memiliki validitas dan sensitivitas yang tinggi.
"Yang tidak kalah pentingnya adalah tracing. Proses ini lebih penting daripada vaksinasi karena akan memperkuat sistem hulu di mana masyarakat akan dicari dan bukan ditunggu untuk didiagnosis sebagai positif Covid-19," tutur Wamenkes.
Selain itu, pemerintah juga memiliki pekerjaan rumah dan tantangan dalam vaksinasi massal. Hingga kini baru 1,8 juta orang yang telah menerima vaksin Covid-19. Sedangkan 180 juta lainnya menunggu giliran.
"Vaksinasi akan gagal kalau proses testing dan tracing-nya tidak kuat. Proses vaksinasi itu akan sukses apabila kita masuk proses vaksinasi itu flattening the curve (meratakan kurva). Ini harus didorong dulu dengan tracing dan testing yang kuat di masyarakat," katanya memberi penegasan.
Dia optimistis kalau hal itu bisa berjalan baik, maka pandemi yang ada sekarang dengan berjalannya proses vaksinasi akan berubah menjadi endemi atau kejadian lokal.
"Bila endemi yang terjadi, maka akan terjadi eradikasi atau pemberantasan penyakit," pungkasnya.(esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad