jpnn.com - JAKARTA - Upaya penanganan warga negara Indonesia (WNI) overstayer di Arab Saudi terus dilakukan. Kemarin (20/11), Wakil Menteri Luar Negeri Ali Wardana menemui Dirjen Kemenlu Saudi untuk melakukan pendekatan dalam upaya percepatan penanganan WNI di sana.
Pensosbud KJRI di Jeddah, Ahmad Sayfuddin mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut Wamenlu akan membicarakan mengenai beberapa tindak lanjut dari upaya penanganan WNI overstayer di sana. "Nanti hasilnya akan kami segera kami kabarkan setelah pertemuan selesai dilakukan," ujar pria yang akrab disapa Sayfuddin tersebut.
BACA JUGA: KRI Teluk Peleng Karam di Perairan Jakarta
Menurut dia, pendekatan ini terkait dengan masih banyaknya WNI overstayer yang masih berada di Saudi. Pertemuan tersebut diharapkan dapat segera memperjelas nasib dari sekitar 60 ribu WNI yang masih ada di sana.
Sayfuddin juga menerangkan, selain bertemu dengan Dirjen Kemenlu Saudi, Wamenlu juga melakukan kunjungan ke ke kamar tahanan Tarhil Sumaisy. Wamenlu sengaja melakukan kunjungan ke sana guna melihat secara langsung kondisi dari para WNI selama di tahanan.
BACA JUGA: Pengamat: Jangan Pilih Caleg Bodoh
Dalam pertemuan tersebut, lanjut Sayfuddin, para WNI menyatakan nyaman dan terjamin selama tinggal di dalam Tarhil. Mereka mengaku mendapat cukup makanan dan minum, disediakan pula klinik yang melayani dari pukul 08.00 sampai 16.00 waktu setempat. dalam kunjungan tersebut, Wardana ditemani oleh Staf Ahli Menlu, Dubes Ibnu Said dan Dubes RI untuk Saudi Arabia, Bapak Gatot Abdullah Mansur.
"Mereka menyatakan kegembiraannya setelah dikunjungi dan berharap dapat segera diproses oleh Imigrasi Saudi," kata Sayfuddin. Kendati demikian, imbuhnya, mereka juga sadar bahwa proses tersebut akan memakan waktu lama terlebih setelah masuknya para overstayer dari ethiopia, pakistan, filipina dan lainnya.
BACA JUGA: KPK Cecar Mantan Cabup soal Panel Hakim Pimpinan Akil
Proses exit sendiri dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu pendataan, Sidik jari, pengambilan Mauquf (nomor kasus), Proses Itlaq (exit) dan Bayan Safar atau lembar exit final yang kesemuanya memakan waktu.
"Apalagi kondisi Tarhil Sumaisy yang masih baru dengan peralatan yang belum begitu siap, serta keterbatasan staf imigrasi Arab Saudi membuat proses semakin lama," tandasnya. Namun dengan kehadiran Jajaran KJRI Jeddah yang bertugas di sana selama 24 jam secara bergantian, para WNI di tahanan menjadi merasa lebih aman, nyaman dan sabar untuk menunggu semua proses tersebut.
Selain bertemu dengan para WNI di tahanan, Wamenlu juga bertemu dengan para WNI di lapangan Tarhil Matar Qadim (tahanan lama). Dalam kesempatan tersebut, ia langsung memberikan arahan, saran dan pengertian kepada para WNI Overstayers.
Ia memberi penjelasan bahwa para WNI akan di tempatkan di sana untuk sementara waktu sebelum pihak kepolisian memberikan instruksi untuk memindahkan mereka ke Shumaisy. Sebab, menurut pihak kepolisian, WNI sebaiknya berada di sana terlebih dahulu mengingat warga ethiopia sudah beeberapa kali melakukan tindak anarkis. Sehingga dikhawatirkan ibu-ibu terutama anak-anak menjadi korban kekerasan mereka.
"Namun jika mereka segera menginstruksikan untuk pindah, KJRI siap untuk menyediakan bus," ungkap Sayfuddin.
Hingga saat ini masih banyak WNI overstayer di Arab Saudi yang masih menunggu kejelasan nasibnya. Baik mereka yang sudah berada dalam tahanan imigrasi Saudi maupun yang masih di rumah-rumah majikannya. Pemerintah Indonesia diharapkan dapat segera menuntaskan persoalan tersebut, sebab hingga kini penanganan Saudi masih sangat lama. (mia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... JK Pastikan Penuhi Panggilan KPK
Redaktur : Tim Redaksi