Wanita Emas Minta Anies Beri Data Lengkap Soal Penyebaran Covid-19 di DKI

Kamis, 24 Juni 2021 – 16:43 WIB
Ketua Umum Partai Era Masyarakat Sejahtera (Emas) Hasnaeni yang berjuluk Wanita Emas. Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Era Masyarakat Sejahtera (Emas) menyoroti lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah wilayah di Tanah Air.

Menurut dia, seharusnya hal ini tak perlu terjadi. Mengingat pandemi virus corona bukan baru dialami Indonesia.

BACA JUGA: Kasus Covid-19 di DKI Meningkat, Wanita Emas Soroti Kinerja Anies

“Indonesia sudah memasuki tahun kedua masa pandemi Covid-19. Yang memprihatinkannya kondisi saat ini tidak juga membaik justru sebulan belakangan kembali memburuk,” ujar Hasnaeni, Kamis (24/6).

Dia meminta Menteri Kesehatan dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan harus memberikan data yang jelas mengenai penyebaran Covid-19.

BACA JUGA: COVID-19 Makin Parah, Gubernur Khofifah Sampaikan Permohonan Begini untuk Warga Jatim

Selain yang terintegrasi, Hasnaeni ingin data yang diberikan lengkap dan tidak sepotong-sepotong.

"Seharusnya mata rantai penyebaran virus ini bisa terdeteksi sehingga tidak terjadi penyebaran yang lebih masif," kata dia.

BACA JUGA: Ratusan Simpatisan Habib Rizieq Ditangkap, Ada yang Reaktif Covid-19, Duh

Menurut dia, seharusnya pusat pengelolaan data dilakukan secara terintegrasi sehingga data tidak melulu hanya memberikan informasi angka kematian maupun angka kesembuhan tetapi data ini yang digunakan untuk menghentikan pola persebaran virus ini.

Wanita Emas, sapaan Hasnaeni menilai sejauh ini penanganan pandemi di Indonesia khususnya di Jakarta, buruk. Hal ini ia saksikan secara langsung.

Beberapa hari lalu, Hasnaeni, keluarga dan orang-orang di sekitarnya dinyatakan terpapar corona. Pada momen itu, dia melihat langsung bagaimana penanganan pasien Covid di rumah sakit (RS).

"Lantas terkait penanganan, saya harus mengatakan betapa buruknya penanganan pasien Covid negeri ini terutama belakangan ini. Seolah nyawa tidak berarti, beberapa orang yang datang ke rumah sakit meminta pertolongan karena terinfeksi, diminta kembali pulang dengan alasan penuh. Apakah tidak ada antisipasi sehingga hal semacam ini bisa terjadi?" ujar Hasnaeni.

Apa lagi kini, kata dia muncul pertanyaan masyarakat mengenai efektivitas vaksin. Sebab kendati sudah menerima suntikan vaksin dua kali, tak sedikit masyarakat yang tetap terpapar corona.

Hasnaeni pun meminta pemerintah memberikan penjelasan terhadap fenomena atau pertanyaan yang ada di benak banyak masyarakat ini. Hal ini perlu agar tidak ada salah pemahaman, yang pada akhirnya membuat masyarakat menjadi resah dan tak lagi patuh terhadap anjuran pemerintah.

“Percuma vaksinasi digaungkan, bahkan masyarakat yang patuh melaksanakan vaksin hingga vaksin kedua pun akhirnya terpapar. Jangan salahkan masyarakat bila akhirnya tidak lagi percaya vaksin. Masyarakat akan berpikir untuk apa vaksin kalau akhirnya juga tetap terpapar," ujar Hasnaeni.

Dia pun meminta pemerintah belajar dari negeri tetangga, Singapura, dalam menanggapi pandemi.

Sejauh ini, kata dia, negara itu mampu mengatasi persoalan wabah corona dengan sangat baik.

Dia menilai fenomena yang terjadi saat ini membuktikan, tidak adanya kesiapan awal mengatasi pandemi ini. Tidak adanya rencana dan strategi yang matang sehingga terkesan baru berpikir setelah banyak nyawa melayang.

“Meski ini wabah dunia tetapi seharusnya kita punya solusi. Kita harus tahu dari mana mata rantainya, dan putuskanlah mata rantai itu," paparnya.

Hasnaeni mengaku mewakili masyarakat Indonesia, yang tidak berdaya menghadapi wabah ini, ingin bertanya: “ke mana kami dapat mengadu? Ke mana kami meminta pertolongan dan ke mana kami bisa berlindung?" tanya Hasnaeni.(fri/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler