Wanita Ini Pemimpin Termuda dalam Sejarah Selandia Baru

Jumat, 20 Oktober 2017 – 12:30 WIB
PM Selandia Baru Jacinda Ardern. Foto: RNZ

jpnn.com, WELLINGTON - Berkat Winston Peters, ketua Partai NZ First, hung parliament Selandia Baru berakhir. Kemarin, Kamis (19/10), melalui siaran langsung televisi, dia menyatakan dukungannya kepada Partai Buruh yang berada pada urutan kedua dalam pemilu September.

Keputusan Peters itu jelas membuat Perdana Menteri (PM) Bill English yang partainya, Partai Nasional, memenangi pemilu merengut.

BACA JUGA: Bule Bikin Ribut di Bandara, Diduga Sakau Narkoba

Dalam situasi hung parliament, partai pemenang pemilu tidak memiliki cukup kursi untuk membentuk pemerintahan dan belum menemukan partai lain untuk koalisi. Partai Nasional memiliki 56 di antara total 120 kursi di parlemen.

Sementara itu, Partai Buruh punya 46 kursi. Meski sudah mendapat dukungan dari Partai Hijau yang punya 8 kursi, suara gabungan mereka belum melampaui suara Partai Nasional.

BACA JUGA: Pemerintah RI Beri Penghargaan untuk 2 WN New Zealand Endorser Gamelan

Yang jadi penentu adalah partai NZ First yang memiliki 9 kursi. Namun, ada 1 kursi dari Partai ACT yang belum menentukan pilihan gabung koalisi atau tidak.

Nah, dengan adanya dukungan dari Partai NZ First, Partai Buruh langsung memiliki cukup suara untuk membentuk pemerintahan karena jumlah suara mereka di parlemen melebihi 50 persen. Spekulasi politik di Negeri Kiwi itu pun otomatis terhenti.

BACA JUGA: Selandia Baru-Kadin Lampung Jajaki Kerjasama di Bidang Pendidikan dan Pariwisata

Kini sorotan tertuju kepada Jacinda Ardern, ketua Buruh. Sebab, koalisi Buruh-NZ First akan melahirkan PM perempuan termuda sepanjang sejarah Selandia Baru.

”Ini benar-benar kehormatan bagi saya,” ungkap perempuan 37 tahun tersebut dalam jumpa pers kemarin.

Di hadapan media, Ardern mengaku lega. Sebab, proses pembentukan pemerintahan yang tertunda tiga bulan akhirnya berbuah manis.

Sebelum mengumumkan keberpihakannya terhadap Buruh, Peters sudah berdialog dengan Ardern dan English selama sekitar sebulan.

Namun, sampai Peters memublikasikan keputusannya lewat siaran televisi kemarin, Ardern dan English sama-sama tidak bisa menebak arah NZ First.

Buruh dan Nasional pun sama-sama berharap pada partai yang perolehan suaranya di pemilu hanya sekitar 7 persen itu.

”Saya pun baru mengetahui kabar baik itu pada waktu yang sama dengan seluruh rakyat Selandia Baru lainnya,” kata Ardern sebagaimana dilansir Radio New Zealand.

Kemarin politikus berambut panjang itu menonton pidato Peters di markas partai. Begitu nama Buruh disebut, semua orang yang berada di dalam ruangan itu langsung bersorak girang. Termasuk Ardern.

Sosok yang akan segera menjadi PM perempuan ketiga Selandia Baru itu merupakan pemimpin termuda di negara tetangga Australia tersebut setelah Edward Stafford yang berkuasa pada 1856. Saat itu Stafford juga berusia 37 tahun. Tapi, dia lahir di bulan yang lebih tua daripada Ardern.

”Saya akan membentuk pemerintahan yang adil dan mengayomi seluruh rakyat,” janji Ardern.

Perempuan yang kali pertama terjun ke dunia politik pada usia 17 tahun itu menggantikan posisi Andrew Little sebagai ketua partai. Entah karena Ardern perempuan atau memang karena cerdas, popularitas Buruh naik dalam waktu singkat. (AP/Reuters/CNN/hep/c10/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dubes Tantowi Boyong Kartini, Bule Selandia Baru Ikut Terharu


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler