Wanita Lebih Bahagia Daripada Pria di Kepri, Ternyata Lantaran Hal Ini

Rabu, 16 Agustus 2017 – 23:10 WIB
Para wanita yang bekerja di sebuah perusahaan di Batam, Kepri, baru pulang kerja. BPS mengatakan wanita lebih bahagia dibanding pria di Kepri. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com, BATAM - Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri baru saja merilis survei terbarunya.

Berdasarkan rilis BPS dari jenis kelamin, ternyata wanita lebih bahagia dibanding laki-laki.

BACA JUGA: Dewan Desak Gubernur Kepri Segera Terbitkan Pergub Terkait Retribusi Labuh Jangkar

Sementara dari klasifikasi wilayah, warga yang tinggal di perkotaan lebih bahagia dari warga pedesaan.

"Kalau nasional lebih bahagia pria daripada wanita. Di Kepri terbalik, wanita yang lebih bahagia," kata kepala BPS Kepri, Panusunan Siregar, kepada Batam Pos (Jawa Pos group), Rabu (16/7).

BACA JUGA: Defisit Anggaran, Sejumlah Proyek Strategis di Batam Terpaksa Ditunda

Dari data BPS, indeks kebahagiaan penduduk laki-laki di Kepri tahun 2017 sebesar 72,92. Sedangkan nilai indeks penduduk perempuan yang sebesar 73,22. Demikian halnya dengan

Indeks dimensi kepuasan hidup perempuan lebih tinggi dari laki-laki, masing-masing dengan indeks sebesar 73,87 dan 71,88.

BACA JUGA: Susah Cari Pekerjaan, Empat Calon TKI Ini Nekat Diberangkatkan Secara Ilegal

"Salah satu faktornya ini bisa jadi karena di Kepri ini, perempuan itu paling banyak bekerja. Jadi penghasilannya bisa langsung digunakan sendiri. Kalau laki-laki banyak yang tak kerja. Kalau pun laki-laki bekerja pasti ada saja yang dibagi ke wanita," katanya.

Untuk klasifikasi wilayah, Panusunan mengatakan nilai indeks kebahagiaan di perkotaan sebesar 73,46 sedangkan di perdesaan sebesar 70,59.

Dilihat dari ketiga dimensi penyusun Indeks Kebahagiaan, penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan secara konsisten memiliki indeks yang lebih besar dibanding di wilayah perdesaan.

"Mungkin ini salah satu karena banyaknya tempat hiburan dan tempat bersantai di perkotaan di Kepri. Banyak tempat kongkow, sedangkan di pedesaan mungkin terfokus untuk mencari nafkah," katanya.

Dari klasifikasi umur, penduduk dengan umur 24 tahun ke bawah memiliki Indeks Kebahagiaan tertinggi sebesar 73,95, hal yang sama terjadi pada Dimensi Kepuasan Hidup dan Dimensi Makna Hidup.

Sementara itu, semakin bertambah umur semakin tinggi Indeks Dimensi Perasaan (Affect), hingga batas umur 64 tahun, dan setelah itu mengalami penurunan.

"Kalau yang umur 24 ini, kebanyakan belum menikah. Jadi masih senang-senangnya. Belum ada banyak beban," katanya.

Sementara untuk umur yang sudah 25 tahun ke atas indeks kebahagiaannya lebih kecil karena memang sudah banyak yang menjadi beban.

"Rata-rata sudah berkeluarga. Jadi harus memikirkan susu, memikirkan uang sekolah anak. Jadi memang berat," katanya.

Secara nasional menurut Panusunan, indeks kebahagiaan Kepri sangat mengejutkan. Berada di angka 10 besar paling bahagia.

"Jadi sangat jelas bahwa pertumbuhan ekonomi yang rendah, tidak menentukan apakah warga bahagia atau tidak,"katanya.

Kata Panusunan, indeks kebahagiaan Kepri tinggi karena keharmonisan keluarga yang mencapai 80,05. Jauh dari daerah-daerah lain. "Mungkin karena di Kepri ini, banyak tempat bersantai. Jadi ada masalah dengan keluarga, modal motor bisa ke pantai untuk bersantai," katanya.

Sementara indeks indikator terendah adalah Pendidikan dan Keterampilan 59,90 yang merupakan Subdimensi Kepuasan Hidup Personal.

Namun demikian, masih terdapat beberapa indikator lain yang memiliki indeks dibawah 70 yaitu Pendapatan Rumah Tangga, Pengembangan Diri, Perasaan Tidak Khawatir/Cemas, Pekerjaan/Usaha/Kegiatan Utama, Perasaan Tidak Tertekan, serta Kondisi Rumah dan Fasilitas Rumah. (ian)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Duh, Keluarga Miskin Meningkat di Kepulauan Riau, Totalnya Sebegini


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler