Wanita Miliarder dengan 10 Pria Meninggal Usai Menjalin Asmara

Kamis, 13 Juli 2017 – 20:55 WIB
Wanita Miliarder dengan 10 Pria Meninggal Usai Menjalin Asmara, Chisako Kakehi. Foto Telegraph

jpnn.com, TOKYO - Namanya Chisako Kakehi. Dia adalah seorang wanita miliarder asal Jepang dengan julukan Black Widow.

Julukan itu didapat karena diduga membunuh beberapa pasangannya. Penyelidik menduga, ada 10 pria yang berakhir di pemakaman setelah menjalin asmara dengan Chisako.

BACA JUGA: Kemenpar Gelar ITTT di Kamboja, Laos, dan Myanmar

Chisako kini tengah diproses hukum. Senin (10/7), dia disidang atas dugaan pembunuhan terhadap Isao Kakehi, suami keempatnya yang meninggal 28 Desember 2013.

Dalam sidang tersebut, Chisako berkesempatan untuk membantah sendiri pernyataannya yang sempat mengejutkan publik.

BACA JUGA: Hasil Penelitian: Orang Indonesia Paling Malas Jalan Kaki

Chisako mengaku menggunakan racun untuk menghilangkan nyawa Isao Kakehi, pria yang berusia 75 tahun.

Namun, dua hari kemudian, perempuan 70 tahun tersebut buru-buru membantah dan mengaku menderita demensia atau hilang ingatan ringan.

BACA JUGA: Dimusuhi Tetangga, Qatar Berpaling ke Eropa

”Saya tidak ingat (apa yang saya katakan, Red),” ujar perempuan yang dijuluki black widow itu di hadapan hakim di pengadilan distrik Kyoto seperti yang dilansir Jawa Pos, Kamis (13/7).

Chisako diduga membunuh beberapa pasangannya sangat dingin. Publik pun menyamakannya dengan laba-laba jenis black widow yang selalu membunuh pasangannya setelah kopulasi (kawin).

Penyelidik menduga ada sepuluh orang yang diduga telah dibunuh Chisako dalam rentang waktu 2007 hingga 2013.

Selain empat suami, ada enam pacar gelapnya. Namun, semuanya tidak bisa dibuktikan karena tak ada keluarga yang melapor.

Kecuali keluarga suami keempatnya yang merasa curiga. Ketika Isao meninggal, keluarga meminta autopsi dan benar saja, ditemukan jejak sianida dalam jumlah besar di tubuhnya.

Chisako sempat mengaku bahwa racun tersebut dimasukkan ke kapsul dan diberikan kepada Isao sebagai suplemen kesehatan.

Bahan kimia itu diperoleh Chisako dari pihak yang selama ini mensuplainya bahan-bahan bisnis percetakan kaos yang dikelolanya.

Saat menangkap dan menggeledah rumahnya pada 2014, petugas menemukan jejak sianida di tempat sampah. Lagi-lagi semua pengakuan itu dibantah pengacaranya dengan alasan demensia.

Tapi, pengadilan menyebut demensia ringan Chisako bukan alasan untuk meragukan kesaksian yang sudah dia paparkan Senin.

Apalagi, berdasar pemeriksaan medis yang pengadilan lakukan sejak tahun lalu, Chisako dianggap fit untuk menjalani sidang. Maka, segala kesaksian yang keluar dari mulutnya dianggap valid.

Saat ini hanya empat dakwaan yang dikenakan terhadap Chisako. Yakni, pembunuhan terhadap Isao, pembunuhan terhadap dua kekasih gelapnya, dan percobaan pembunuhan serta perampokan terhadap pacar lainnya.

Dengan membunuh pasangan-pasangannya, Kakehi mendapatkan asuransi kematian dalam jumlah besar. Diduga, dalam sepuluh tahun, dia berhasil mengumpulkan uang 1 miliar yen alias Rp 117,8 miliar dari asuransi kematian.

Pembunuhan terhadap sembilan orang lainnya sulit dibuktikan petugas karena semuanya meninggal dalam usia lanjut. Hal itu juga disebabkan kelihaian Chisako memilih korban.

Semua pacar dan suaminya dikenalnya secara online. Plus, mereka harus kaya dan tidak punya anak atau keluarga. Jadi, tidak ada yang merasa kehilangan ketika lelaki itu mendadak mati. Yang paling penting, semua hartanya jatuh ke tangan Chisako. (AFP/japantimes/hep/c25/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Donald Trump Terancam Pemakzulan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler