Wanita Pengirim Sate Beracun Itu Mbulet, Konon Sakit Hati Tak Dinikahi Polisi

Selasa, 04 Mei 2021 – 14:52 WIB
Nani Aprilliani Nurjaman alias Tika, tersangka pelaku pengiriman sate beracun sianida. Foto: GUNTUR AGA TIRTANA/RADAR JOGJA

jpnn.com, YOGYAKARTA - Nani Aprilliani Nurjaman alias Tika telah ditetapkan sebagai tersangka kasus sate beracun.

Namun, tidak tertutup kemungkinan jumlah pelaku kasus sate beracun ini bertambah.

BACA JUGA: Ini Sosok Polisi yang Menjadi Target Pengirim Sate Beracun

“Kami masih melakukan pendalaman. Semua kemungkinan bisa,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY Kombes Burkan Rudy Satria dalam jumpa pers di Mapolres Bantul, Senin (3/5), seperti dikutip dari Radar Jogja.

Kepolisian terus melakukan pendalaman. Selain itu, polisi terus menelaah keterangan yang diberikan Nani.

BACA JUGA: NA Menaburkan Racun Sianida ke Bumbu Sate yang Dimakan Anak Pengemudi Ojol

“Ini orangnya (Nani, Red) tidak semudah yang dibayangkan. Masih membutuhkan proses pendalaman yang cukup panjang. Ini (pelaku) orangnya introvert banget,” katanya.

Kepolisian juga belum mau menyimpulkan target sesungguhnya dalam kasus sate beracun adalah Aiptu Tomy.

BACA JUGA: Racun Sate Menewaskan Anak Pengemudi Ojol, Pengirimnya Wanita NA

Lantaran kepolisian menduga, anggota keluarga Tomy pun bisa saja menjadi target.

“Ini belum terungkap semua dengan jelas, keterangan dari tersangka ini mbulet (tidak mudah diusut, sukar dipercaya, pandai berkelit),” kata mantan Kapolres Sleman ini.

Dalam rilis resmi kepolisian menekankan kronologi penangkapan Nani.

Berawal dari wanita yang berprofesi sebagai pegawai salon itu, sakit hati terhadap anggota Satreskrim Polresta Yogyakarta Aiptu Tomy yang tidak mau menikahinya.

“Motif sakit hati, ternyata si target menikah dengan orang lain. Bukan dengan dirinya,” katanya.

Selain itu diungkap bahwa Aiptu Tomy berhubungan dengan Nani sebelum menikahi istrinya.

Namun, Burkan enggan menuturkan lebih jauh hubungan antara Aiptu Tomy dengan Nani.

Nani disebut merupakan wanita asli Majalengka, Jawa Barat, tetapi tinggal di Potorono, Banguntapan, Bantul.

“Yang perlu diperhatikan korbannya anak-anak, bukan ini (hubungan khusus Aiptu Tomy dan Nani, Red). Aiptu Tomy bukan korban, jadi mengapa harus dipermasalahkan. Intinya, kami mengungkap kasus pembunuhan, cari korbannya siapa,” katanya. (fatlaz)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler