jpnn.com - KUCHING - Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin meminta pekerja migran Indonesia (PMI) di Kuching, Sarawak, Malaysia, berhati-hati dengan isu yang memecah belah atau "kentut setan" dalam menghadapi Pemilu 2024.
“Saya bilang awas hati-hati ada kentut setan, ada isu-isu yang dibuat oleh setan, ada yang sifatnya itu tingkat RT, ada yang tingkat RW, ada juga yang tingkat nasional, ada juga global,” kata Ma’ruf dalam dialog kebangsaan bersama para PMI di Kuching, Rabu (29/11).
BACA JUGA: Dugaan Kebocoran DPT Pemilu 2024 Membahayakan, Server KPU Perlu Diaudit Forensik
Menurut Wapres Ma'ruf, pada pemilu biasanya banyak isu-isu yang beredar. Ada isu yang benar. Namun, banyak juga isu keliru yang sengaja diembuskan untuk memecah belah masyarakat.
Isu untuk memecah belah itu yang disebut sebagai “kentut setan”.
BACA JUGA: Bareskrim Bergerak Menyelidiki Dugaan Kebocoran Data Pemilih di KPU
Istilah “kentut setan” itu diperoleh Ma'ruf saat masih menimba ilmu di pesantren.
Ma’ruf bercerita ada tiga santri yang selalu akur dan kompak salat berjemaah.
BACA JUGA: Launching Hotline & Posko Pengaduan Medsos, GKMS Siap Awasi Netralitas dalam Pemilu 2024
Satu menjadi imam dan dua jadi makmum.
Namun, setan tidak pernah suka kalau ada orang akur.
Setan mencari akal untuk memisahkan tiga santri tersebut.
Akhirnya, saat ketiga santri itu salat, setan kentut.
Sejak saat itulah, mereka saling curiga dan menuduh siapa yang kentut saat salat .
"Imam bilang ini makmum saya kentut. Saya tidak mau lagi punya makmum yang kentut. Kata si makmumnya, ini imam ini kentut. Kalau begitu, saya tidak mau lagi punya imam kentut. Sejak saat itu terpisah, tidak saling percaya, tidak mau saling makmum dan menjadi imam," ujar Ma'ruf.
Karena itu, dia meminta masyarakat, termasuk PMI di Malaysia, berhati-hati dengan “kentut setan” yang bisa memecah belah masyarakat. Wapres Ma'ruf meminta masyarakat selalu menyaring informasi sebelum membagikannya ke orang lain.
“Istilah sekarang itu saring sebelum sharing. Kalau mau share dilihat dahulu, ini bener atau tidak, pantas atau tidak, layak apa tidak. Kalau di agama itu diajarkan supaya tabayun, tabayun itu cek ricek,” ujar Wapres Ma'ruf Amin. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi