Wapres Waspadai Krisis Ekonomi

Rabu, 02 Maret 2011 – 03:03 WIB

JAKARTA - Wakil Presiden Boediono mengingatkan semua pihak untuk tetap fokus pada upaya meningkatkan ketahanan nasional guna mengantisipasi terjadinya krisis ekonomi.?Salah satunya dengan menjaga stabilitas ekonomi makro dan ketahanan pangan.
     
"Kondisi ekonomi dunia belum sepenuhnya pulih dan masih berpotensi terjadi letupan krisis kapan saja," ujar Boediono saat membuka acara Indikator Bisnis 2011 di Ritz Carlton, Selasa (1/3)Oleh karena itu, dia mengingatkan semua pihak agar tetap waspada

BACA JUGA: Rumput Laut Indonesia Geser Filipina



Pemerintah sendiri akan terus mengawal indikator makroekonomi Indonesia agar siap menghadapi krisis
Selama ini, kata dia, fakta yang ada menunjukkan negara yang mampu menjaga indikator makroekonomi mereka, dapat bertahan di antara badai krisis yang terjadi pada perekonomian global

BACA JUGA: Plafon Harga Rumah Bebas PPN Rp 70 Juta

"Saya kira pengalaman-pengalaman terakhir menunjukan mereka (negara) yang tetap mengawal indikator makro biasanya selamat atau lebih selamat," ungkapnya.
     
Boediono menekankan pemerintah akan tetap menjaga cadangan devisa di level USD 95-100 miliar
Menurutnya, cadangan devisa yang stabil diperlukan sebagai jaminan negara dalam menghadapi kemungkinan krisis global

BACA JUGA: Pemerintah Kaji Rumah Seharga Rp 25 Juta

"Cadangan devisa perlu tetap dipertahankan pada tingkat yang cukup.?Ini sebagai self insurance jika krisis terjadiKarena belum ada kesepakatan jaminan dari dunia internasional mengenai krisis? ekonomi," tukasnya.
     
Lebih lanjut dia menjelaskan, konsep yang konservatif untuk jangka pendek bisa dipandang ketinggalan zaman, karenanya harus diterapkan pada jangka panjangNamun Boediono menegaskan, jika memang ingin mengejar pertumbuhan baik tidak harus melanggar basic indikator"Konservatisme kadangkala memberikan manfaat dan itu baru keliatan pada jangka panjang, jangka pendek bisa konservatisme dianggap ketinggalan jaman," tandasnya.
     
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi tidak perlu cukup tinggi namun harus dibatas yang aman asal pertumbuhan tersebut stabilSelain itu juga tidak perlu melanggar indikator dasar (basic indicator)"Yang terbaik menurut saya adalah pertumbuhan cukup tinggi dan itu harus bisa sampai batas potensialnya, tetapi enggak usah melonjak-melonjak kemudian anjlok lagi, melonjak lagi, anjlok lagi," sebutnya.
     
Untuk kalangan perbankan, Boediono mengingatkan agar tidak tergoda untuk bermain pada instrumen keuangan yang belum dikenal dengan baik tingkat risikonya"Jangan sampai perbankan terdorong pada kegiatan dengan pengambilan? risiko yang terlalu tinggi di kegiatan-kegiatan di luar perbankan," kata mantan Gubernur Bank Indonesia ini.
     
Menurut Boediono, krisis 2008 disebabkan karena perbankan ikut hanyut dalam kegiatan di luar perbankan yang berisiko tinggiPerbankan nasional, kata dia, harus tetap pada prinsip kehati-hatian dan membiayai sektor-sektor riil yang sudah diketahui tingkat risikonya.

"Indonesia saat ini dalam kondisi yang sehat, tetapi berada di lingkungan global yang tidak sehat sehingga dapat mempengaruhi? ketahanan ekonomi nasional," jelasnya.(wir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kajian Pembatasan BBM Masih Belum Tuntas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler