JAKARTA - Waralaba asing siap membidik pasar Indonesia hingga akhir tahun iniSektor yang dinilai paling menjanjikan seperti makanan minuman
BACA JUGA: Unilever Tambah Investasi USD 600 Juta
Ketua Asosiasi Franchise Indonesia Anang Sukandar mengatakan banyak waralaba asing yang akan masuk ke dalam negeri
BACA JUGA: Bank Mutiara Bukukan Kredit Mikro Rp 100 Miliar
"Desember nanti, waralaba dari AS akan masukDijelaskan, selain AS, waralaba asal Malaysia, Korea dan Jepang juga akan melebarkan bisnis di Indonesia
BACA JUGA: Investor Bursa Harap-harap Cemas
Bidang waralaba paling ekspansif terutama fastfood dan beragam kuliner"Misal dari Jepang, akan banyak muncul jenis makanan, seperti sushi, ramen hingga yakitori (sate khas Jepang, Red)," urai AnangDikatakan, bisnis waralaba paling potensial bidang makanan minumanSepanjang tahun lalu waralaba mamin mampu meraup omzet senilai Rp 42,6 triliunDan, tahun ini optimistis bisa menyedot omzet Rp 49 triliun
"Karena domestic consumption kita terus meningkatApalagi untuk membangun gerai fast food diperkirakan hanya menghabiskan Rp 50-100 juta per gerai," ungkap dia.
Menurut dia, tingginya minat waralaba asing tersebut didasari oleh market yang besarDitambah, tingkat pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) dalam negeri jauh lebih tinggi dibandingkan Malaysia, Singapura dan Filipina
"Di Indonesia, domestic consumption terus naikPadahal kalau meningkat, berarti kita berhutang pada luar negeri atau banyak impor," tutur dia
Dia menuturkan, masuknya waralaba asing tersebut sekaligus dapat mendorong pewaralaba lokal agar lebih serius menekuni bisnisnyaKarena di Indonesia, waralaba didominasi jenis business opportunity (BO) yang mencapai 90 persen dari total waralabaTahun lalu jumlah waralaba secara nasional 1.500 usaha waralabaDitargetkan tahun ini mencapai 1.700 usaha waralaba.
"Nah BO ini memiliki pertumbuhan 10 persen per tahunJauh lebih tinggi dibandingkan waralaba yang hanya 2 persenMeski banyak berdiri BO, tapi banyak juga yang matiKarena orang tidak mau meningkatkan kemampuansudah puas cukup dapat duit, sehingga tidak menyempurnakan usaha yang dimilikiSerta, unsur pembinaan tidak adaPadahal, BO bisa dikembangkan menjadi bisnis franchise," ucap dia.
Dia melanjutkan, bisnis waralaba memiliki potensi besar untuk menggerakan perekonomianBaru-baru ini dalam World Franchise Council se- Asia Pasifik di Filipina mendeklarasikan tentang franchise sebagai lapangan pekerjaan"Dalam deklarasi tersebut diharapkan agar pola franchise bisa dimanfaatkan semua pemerintah di dunia untuk menciptakan lapangan kerja dan mengatasi masalah ekonomi dunia," tutur dia.
Dia optimistis bisnis franchise nasional berjalan sesuai targetSebelum ini data AFI menunjukkan, tahun lalu omzet waralaba keseluruhan mencapai Rp 114,6 triliunSedangkan untuk tahun ini diperkirakan bisa menyentuh Rp 135,4 triliun
Secara berturut-turut, sektor paling menjanjikan mulai dari makanan minuman, ritel atau supermarket, jasa ekspedisi, sektor pendidikan, sektor kecantikan dan kesehatan, fashion dan aksesori serta otomotif(res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Minta Laporan Audit Uang Jaminan Pelanggan PLN
Redaktur : Tim Redaksi