Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengumumkan perubahan mendasar pada program vaksinasi COVID-19, dengan membolehkan warga berusia di bawah 40 tahun menerima suntikan AstraZeneca.

Sebelumnya hanya orang berusia 50 tahun ke atas yang direkomendasikan untuk mendapat vaksin AstraZeneca, kemudian diubah lagi menjadi 60 tahun ke atas.

BACA JUGA: Agen Perjalanan di Indonesia Tawarkan Tur Vaksin ke Amerika Serikat

Perubahan-perubahan ini dilakukan setelah adanya kasus penerima vaksin AstraZeneca yang mengalami dampak pembekuan darah pada kelompok usia tertentu.

Aturan vaksinasi saat ini di Australia menyebutkan vaksin buatan Pfizer direkomendasikan untuk berusia di bawah 60 tahun.

BACA JUGA: Aksi Penusukan di Melbourne Tahun 2018 Lalu Dipastikan Termotivasi Kelompok ISIS

Kini mereka yang berusia antara 40 dan 59 tahun sudah boleh membuat janji dengan dokter umum untuk mendapatkan suntikan vaksin Pfizer. Warga usia 40 tahun bisa kontak dokter

Otoritas kesehatan federal telah berulang kali ditanya apakah orang Australia berusia muda dapat disuntik dengan vaksin AstraZeneca, setelah diberi pengarahan dan bersedia menerima risiko efek sampingnya.

BACA JUGA: Indonesia Menerima Bantuan dari Australia untuk Membeli Vaksin

Pemerintah menjawab bahwa Pfizer tetap menjadi vaksin yang direkomendasikan untuk warga Australia berusia di bawah 60 tahun.

Namun pada Senin (28/6/2021) malam, setelah pertemuan darurat Kabinet Nasional, PM Morrison menyebut rekomendasi kesehatan hanya sebagai "preferensi".

"Rekomendasi itu tidak menghalangi orang berusia di bawah 60 untuk mendapatkan vaksin AstraZeneca," katanya.

"Jadi, jika Anda ingin mendapatkan vaksin AstraZeneca, maka kami menganjurkan Anda berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu," ujar PM Morrison.

"Kami telah mendukung konsultasi tambahan dengan dokter tersebut," tambahnya.

Ditanya apakah mereka yang berusia di bawah 40 tahun akan menghubungi dokter mereka dan mendapatkan suntikan segera, ia membenarkan hal itu.

"Jika mereka ingin berbicara dengan dokter mereka dan mendapatkan vaksin AstraZeneca, mereka boleh melakukannya," katanya.

"Jawabannya adalah ya, mereka bisa melakukan hal itu," tambah PM Morrison. Keterlambatan program vaksinasi

Aturan vaksinasi saat ini telah membebani Australia yang memang sudah lamban, karena semua dosis Pfizer saat ini masih harus diimpor.

Australia belum memiliki kemampuan manufaktur skala besar untuk memproduksi vaksin jenis mRNA di dalam negeri.

Sementara itu persediaan vaksin AstraZeneca yang diproduksi di fasilitas manufaktur CSL di Melbourne, saat ini sangat banyak.

ABC telah meminta klarifikasi lebih lanjut dari Kantor Perdana Menteri mengenai permasalahan ini.

Disebutkan, orang yang berusia di atas 60 tahun akan tetap diprioritaskan untuk vaksin AstraZeneca, namun orang Australia berusia lebih muda sekarang dapat meminta suntikan dari dokter mereka.

Warga Australia yang berusia di bawah 40 tahun, kecuali yang berada di beberapa wilayah regional dan Kawasan Australia Utara, sejauh ini tak memiliki akses ke vaksin AstraZeneca. Mereka harus menunggu sampai vaksinasi kelompok usia lain selesai diberikan. Pemerintah proteksi dokter dari reaksi yang merugikan

Perubahan kebijakan vaksinasi ini tampaknya membuat sejumlah kalangan profesional medis lengah.

Tak Ketua Asosiasi Medis Australia (AMA) Dokter Omar Khorshid menyatakan yang dia ketahui yaitu warga berusia muda hanya boleh meminta vaksin AstraZeneca jika berada dalam kelompok prioritas.

"Mungkin pemerintah benar-benar akan membuka AstraZeneca kepada siapa pun dalam waktu dekat," kata Dr Khorshid kepada ABC.

"Tapi perlu disadari bahwa para ahli merekomendasikan untuk orang di bawah usia 60 tahun, vaksin Pfizer yang lebih tepat," katanya.

Dia menyebutkan sejumlah warga orang Australia berusia muda telah meminta suntikan AstraZeneca.

Menurut Dr Khorshid, banyak dokter menolak, dan menyatakan itu bukan vaksin yang direkomendasikan.

"Salah satu alasannya,  mereka khawatir apakah para dokter umum ini bisa mendapatkan masalah jika orang itu kemudian mengalami sindrom pembekuan darah," jelasnya.

Namun ada pula dokter, katanya, yang mendiskusikan risikonya dengan orang yang meminta vaksin AstraZeneca di luar kelompok umur.

Dr Khorshid menilai perubahan dalam aturan vaksinasi yang sekarang memberikan jaminan kepada dokter, akan melindungi mereka jika seorang pasien mengalami efek samping yang buruk setelah disuntik.

"Selama ini para dokter menanggung sendiri, tidak ditanggung pemerintah," katanya.

"Apa yang diumumkan Perdana Menteri yaitu pemerintah akan mengambil tindakan dan menanggung ganti rugi tambahan tersebut," jelasnya. Hampir enam juta orang Australia telah disuntik

Lebih dari 7 persen populasi, atau sekitar 1,46 juta orang Australia, sekarang telah menjalani vaksinasi penuh COVID-19, menerima dua dosis vaksin yang memenuhi syarat untuk kelompok usia mereka.

Kementerian Kesehatan Federal mengatakan saat ini 5,9 juta dari 20,6 juta warga Australia yang memenuhi syarat telah menerima suntikan satu dosis vaksin.

Kabinet Nasional kemarin memutuskan untuk mewajibkan vaksinasi bagi semua pekerja di sektor perawatan lanjut usia.

Hingga akhir pekan lalu, 88.287 orang dari 262.876 pekerja di sektor ini telah menerima satu suntikan vaksin COVID, sementara 42.794 pekerja lainnya telah menerima dosis penuh.

Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Australia di Luar Negeri Kemungkinan Harus Menunggu Lebih Lama untuk Pulang

Berita Terkait