Keluarga seorang pria asal Australia yang hampir tewas dibacok dengan parang di pulau Kalimantan khawatir pelaku akan kembali untuk menghabisi nyawa suaminya".
Daniel Broadhurst, yang dikenal oleh warga setempat sebagai Aussie Dan, mengaku dirinya telah diserang dari belakang di desa Temparuli, sebuah kota kecil di kota Tuaran, Sabah Malaysia pada 24 Januari.
BACA JUGA: Hakeem al-Araibi Ke Canberra Ucapkan Terima Kasih Ke Pemerintah Australia
Dia menderita cedera kepala yang mengancam nyawanya setelah dipukul beberapa kali dengan parang di bagian belakang kepala, dan kedua lengan.
"[Penyerang] pada dasarnya menghancurkan tengkorak saya," kata Daniel Broadhurst dari tempat tidurnya di sebuah rumah sakit di Tuaran, Sabah, Malaysia.
BACA JUGA: Politisi Kontroversial Australia Pauline Hanson Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual
Peringatan: artikel mengandung gambar yang dapat mengganggu
Pria berusia 46 tahun itu mengatakan dirinya mengalami kesakitan parah sejak peristiwa pembacokan itu dan telah menderita halusinasi akibat cedera di kepalanya.
BACA JUGA: Beijing Perkuat Tekanan Agar Negara Pasifik Akui Kebijakan Satu China
"Hari pertama, saya pikir saya adalah sebutir telur," katanya.
"Itu adalah pengalaman paling mengerikan yang pernah saya miliki. Anda benar-benar tidak tahu siapa Anda atau dari mana Anda berasal."Insiden perkelahian
Daniel Broadhurst, yang menjalankan usaha rumah singgah di desa Temparuli, mengatakan serangan parang itu didorong oleh konfrontasi sebelumnya antar dirinya dengan pelaku, yang dikenal secara lokal sebagai Roy.
"Saya berjalan ke rumah kecilku di sana, masuk ke dalam, dan ternyata disana sudah ada Roy ... saya menjadi sangat marah karena saya tahu dia seharusnya tidak ada di sana. Dia masuk tanpa izin," katanya.
"Saya terus memukulnya dengan sangat keras dan menyuruhnya pergi."
Ketika instruktur selam Australia itu berjalan pergi, dia dipukul dari belakang, sebelum penyerang lari ke semak-semak. Photo: Temsn Daniel Broadhurst mendapati dia setelah diserang dengan senjata tajam dan memanggil ambulan. (Supplied: Daniel Broadhurst)
Daniel Broadhurst akhirnya pingsan di pinggir jalan, di mana ia kemudian ditemukan oleh seorang teman, yang memanggil ambulans.Penyerang masih buron
Roy, yang diyakini sebagai pendatang asal Filipina yang tidak berdokumen, masih dalam pelarian.
Istri Daniel Broadhurst, Tina Goh, khawatir nyawa suaminya masih dalam bahaya.
"Suami saya akan keluar dari rumah sakit dalam beberapa minggu ke depan. Kami benar-benar khawatir tentang keselamatan Daniel ketika dia keluar dari rumah sakit nanti," katanya.
Tina Goh mengatakan penyerang telah membuat ancaman melalui rekan kerjanya sejak insiden perkelahian itu terjadi Januari lalu.
"Pelaku bertanya [tentang] kesejahteraan Daniel, dan ketika dia tahu bahwa Daniel masih hidup, dia mengatakan dia akan menghabisinya," katanya.
Meskipun pengalamannya hampir mati, Daniel Broadhurst tidak menunjukan rasa takutnya. Photo: Daniel Broadhurst pasca diserang dengan senjata tajam. (Supplied: Daniel Broadhurst)
"Tidak, tidak sama sekali. Karena itu tindakan yang acak," katanya.
Dokter telah memperingatkan Daniel Broadhurst bahwa dia bisa mengalami kerusakan permanen karena kerusakan pada bagian otaknya yang memproses penglihatan.
Tapi dia bilang dia tidak menyesal.
"Jika saya harus melakukannya lagi, saya mungkin akan melakukannya karena saya berhasil menyarangkan pukulan telak pada anak itu dan rasanya puas sekali," katanya.
"Tapi sayangnya jika anda menggunakan parang, dan anda akan menjadi membabi buta dan semuanya akan berakhir salah."
Simak beritanya dalam bahasa Inggris disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terancam Hukuman Mati Di Lebanon Karena Dugaan Terorisme, Pria Australia Minta Dibebaskan