Warga Desa Ini Ngabuburit Bersama Ular-Ular Besar, Mau?

Kamis, 25 Juni 2015 – 06:21 WIB
Warga di Desa Gunungsari, Kecamatan Pejagoan, Kebumen saat bermain-main bersama ular phyton untuk ngabuburit. Foto: Radar Banyumas/JPNN

jpnn.com - KEBUMEN - Ada banyak cara dilakukan warga untuk ngabuburit atau mengisi waktu saat menunggu azan magrib di waktu Ramadan. Misalnya dengan jalan-jalan atau kegiatan menyenangkan lainnya.

Namun, para santri di Pondok Pesantren Rande Paku di Desa Gunungsari, Kecamatan Pejagoan, Kebumen ini punya cara unik untuk ngabuburit. Sebab, para santri ngabuburit dengan beberapa ular phyton.

BACA JUGA: Jet Tempur F-16 Pecah Ban saat Landing, Ini Penampakannya

Tak tanggung-tanggung, ular-ular phyton milik pengasuh pondok pesantren yang dimanfaatkan untuk ngabuburit itu berukuran besar. Hii….

Setiap sore, puluhan anak-anak bersama warga sekitar pondok tak canggung untuk memegang, memeluk, hingga menciumi binatang melata itu. Bahkan, banyak balita yang juga dibebaskan oleh orang tua mereka untuk berdekatan dengan ular-ular berukuran besar itu. Karena sudah terbiasa, tak ada ekspresi ketakutan di wajah para balita.

BACA JUGA: Waduh! Es Batu pun Diberi Formalin

Menurut salah satu ustaz pengajar pondok, Amin Winardi, kegiatan itu sebagai upaya mengajak warga menyayangi sesama mahluk hidup. Pasalnya, santri di ponpes itu selain diajari mengaji juga diwajibkan menyayangi mahluk lain termasuk ular.

Sedangkan pengasuh ponpes itu memang hobi memelihara ular phython. Para santri pun sudah terbiasa dan tidak takut dengan ular-ular koleksi pemilik pondok.

BACA JUGA: Pernikahan Itu Sakral, Jangan Cerai Gara-gara Ekonomi

“Santri kita ajari menyayangi binatang dan merawatnya dengan baik. Ini sebagai wujud cinta kepada Allah sekaligus melindungi ekosistem phyton agar tidak punah,” ujar Amin sembari mengawasi santrinya yang sedang bermain ular phyton, Selasa (22/6).

Ngabuburit bersama ular itu dilakukan setelah para santri selesai mengikuti pelajaran di dalam kelas. Ada sembilan ular phython yang dikeluarkan untuk berbaur bersama santri dan warga sekitar pondok hingga jelang bedug magrib.

Seolah tak ada bosannya, warga tiap hari berdatangan untuk melihat ular-ular itu. “Kami memelihara ular dari kecil sampai besar, sehingga anak tidak takut karena sudah terbiasa,” ujarnya.(radarbanyumas/ara/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingat ya! 28 Juni Pasang Bendera Setengah Tiang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler