KUPANG--Kericuhan yang terjadi di Desa Naunu, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang yang terjadi pada Minggu (7/3) lalu ternyata bukan sekedar pembakaran lima rumah wargaKemarin (8/3), Hendrik Mambait, 58, alias Bapa Raja, warga RT08/RW05 desa setempat, meminta perlindungan ke Mapolres Kupang lantaran merasa tidak nyaman tinggal di rumah
BACA JUGA: Polisi Diminta Jangan Asal Tembak
Bapa Raja menjadi salah satu korban ulah warga eks Timtim
BACA JUGA: Hari Ini, SNPTT Demo di Istana
Selain itu, korban mengalami luka di lengan kiri akibat terkena panah para pelakuBACA JUGA: Kiemas Isyaratkan PDIP Berkoalisi
Dia harus diopname karena terkena lemparan batu di pipi kiriDidampingi istrinya, Yohana Mambait Lao, Bapa Raja bercerita mengenai nasib yang dialaminyaSelain rumahnya yang hancur dilempar, sebanyak lima rumah warga juga dibakar"Ada lima rumah yang mereka bakar tambah dengan saya punya rumah yang mereka kasih hancur," sebut Bapa RajaSelain rumah dan uang, setidaknya barang-barang miliknya yang ikut dihanguskan, yakni sebuah mobil Land Trover, dua unit traktor, dua unit sepeda motor, satu unit mesin penggiling padi dan dua unit mesin genzet
Para pelaku juga membunuh empat ekor babi peliharaan Bapa Raja yang sementara diikat di dekat rumahnyaPerabotan rumah tangga seperti kursi, meja dan lemari hancurDiceritakan, kejadian berlangsung Minggu sekira pukul 11.00 Wita. Para pelaku tiba-tiba membakar rumah-rumah wargaSetelah itu, sekira pukul 12.30 Wita, para pelaku dengan senjata tajam mendatangi rumahnya sambil berteriak dan mengeluarkan kata-kata makianBapa Raja yang berada di depan rumah langsung dipanah oleh salah satu pelakuAkibatnya, lengan kirinya tertusuk anak panahPara pelaku langsung menghujani rumahnya dengan lemparan batu hingga rusak parah"Mereka datang langsung panah saya dan lempar, beruntung ada anggota Brigif di situ yang tolong saya," kata Bapa Raja.
Setelah itu, katanya, para pelaku langsung masuk dan mengobrak-abrik isi rumah tersebutKata Bapa Raja, uang tunai senilai Rp150 juta yang tersimpan di lemari serta enam juta lainnya milik istrinya diambil para pelaku setelah lemari dihancurkanDikatakan, saat itu anggota kepolisian dan TNI tak sanggup meredam amukan para pelaku, sehingga para pelaku dengan leluasa menghancurkan perabotan rumahnya"Karena takut terjadi lagi, kami terpaksa datang minta perlindungan di sini (Polres, Red)," kata Bapa Raja yang mengaku mengenal dua pelaku bernama Seles dan Agus
Selain minta perlindungan, dia juga minta pihak kepolisian untuk menangkap para pelaku untuk diprosesDikarenakan, para pelaku tidak saja melakukan pengrusakan dan pembakaran, tapi juga penjarahan, sebab banyak barang dan uang yang hilang dibawa kabur"Saya minta polisi harus proses dan tindak tegas, karena mereka sudah berbuat onar dengan mengorbankan kami sekeluarga," pinta Bapa Raja yang dikenal sebagai pemilik lahan tambang mangan di wilayah tersebut.
Bapa Raja mengaku tidak tahu penyebab mereka membuat kericuhanNamun sebelumnya para pelaku pernah menganiaya lima orang penambang mangan di lokasi penambangan di desa tersebutPenganiayaan itu terjadi saat ratusan warga eks Timtim itu mencari kerabat mereka, Nuno da Silva Baros yang hilang
Lantaran tak menemukan anak tersebut, mereka pun melampiaskan kemarahan terhadap warga setempat"Mereka mungkin tuduh saya yang kasih hilang, karena mereka bilang anak itu gali mangan di lokasi saya padahal saya tidak tahu apa-apaYang mau gali mangan di lokasi saya harus tahu namanya, sedangkan anak ini saya tidak kenal," ungkap Bapa Raja
Hingga kemarin, pihak kepolisian setempat belum menangkap satu pun pelakuKapolres Kupang, AKBP Dadang Suhendar yang dikonfirmasi, menjelaskan, upaya damai antara masyarakat lokal dan warga eks Timtim sementara diupayakanOleh karena itu, jika tak ada halangan, Selasa (9/3) hari ini akan digelar pertemuan dengan kedua belah pihak di gereja Naibonat
Dijelaskan Dadang, secara umum kondisi keamanan sudah membaik sejak kemarinKarenanya, pasukan dari Brimob Polda NTT dan Anggota TNI Yonif 743 sudah ditarik kembaliSaat ini tersisa sekitar 200 personil di TKP untuk pengamanan(*/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebanyak 2,7 Juta Lansia Telantar
Redaktur : Soetomo Samsu