Sebanyak 2,7 Juta Lansia Telantar

Selasa, 09 Maret 2010 – 01:29 WIB
Sejumlah wanita lansia di panti. Foto: Amalmulia.com.
JAKARTA - Angka harapan hidup lanjut usia (lansia) diprediksi terus naik beberapa tahun ke depanNamun, jika pemerintah tidak mengiringi dengan peningkatan kesejahteraan, dikhawatirkan akan banyak lansia yang telantar.

Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), usia harapan hidup lansia pada 2000 adalah 64 tahun dengan tingkat populasi 14,4 juta (7,18 persen)

BACA JUGA: KPK Dalami Peran Istri Mantan Wakapolri

Pada 2010, diperkirakan meningkat menjadi 67 tahun dengan tingkat populasi 23,9 juta (9,77 persen)
Sedangkan pada 2020 diperkirakan usia harapan hidup mencapai 71 tahun dengan tingkat populasi 28,8 juta (11,34 persen).

Ketua Lembaga Lanjut Usia Indonesia (LLI) Titus Kurniadi mengatakan, data Lembaga Demografi Universitas Indonesia (UI) pada 2008 menyebut, jumlah usia 60-69 tahun mencapai 11,13 juta

BACA JUGA: Terlibat Pilkada, PNS Diminta Mundur

Lalu usia 70-79 (5,80 juta) dan 80 tahun ke atas (1,96 juta)
Dari jumlah itu, ada 2,7 juta lansia telantar dan berpotensi meningkat

BACA JUGA: Harus Cepat Ajukan Formasi CPNS

"Mereka dikhawatirkan menimbulkan masalah jika tidak ditanganiApalagi, saat pensiun banyak yang sudah tidak produktif sehingga menimbulkan masalah sosial," terang Titus di gedung Senior Club Indonesia kemarin (8/3).

Selama ini, kata dia, intervensi yang diberikan Kementerian Sosial (Kemensos) adalah pemberian tunjangan Rp 300.000 per bulanSayangnya, dana itu baru diberikan kepada 10.000 lansiaPadahal, jumlah lanjut usia yang terlantar di Indonesia ada 2,7 juta orang.

Titus mengatakan, yang dibutuhkan lansia adalah pendidikan khususSebab, setiap lansia saat pensiun menghadapi persoalan samaYaitu, membutuhkan aktivitas yang mampu menghidupinya hingga meninggal"Mereka masih membutuhkan materi meski sudah tua," kata Titus.

Karena itu, pendidikan yang paling penting adalah menjelang pensiunBerdasar penelitian yang dilakukan, sekitar 70 persen lansia setelah pensiun ingin membuka usahaPersoalannya, tak semua lansia tahu usaha apa yang harus dirintisnyaSebab, selama puluhan tahun, mereka umumnya berkiprah sebagai pegawaiUntuk itu, pendidikan kewirausahaan perlu dirintis.

Di samping itu, Kemendiknas bisa membuka lembaga pendidikan setingkat universitas bagi lansia yang pensiunDi beberapa negara, sebut Titus, sudah ada pendidikan bagi lansia yang disebut dengan third ages universityPendidikan itu masuk nonformal dan tanpa gelar.

Umumnya, mereka diberi pendidikan tentang sejarah dan seniAda dua jenis pendidikanYaitu, pelatihan sebelum pensiun dan setelah pensiunTitus mengharapkan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) dan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi membuat surat edaran untuk pelatihan lansia pra pensiunPemerintah juga diminta untuk membenahi 243 panti wreda yang sudah tidak layak.

Ketua Senior Club Indonesia Juni Gunawan mengatakan, untuk memberdayakan lansia, pihaknya memberi pelatihanMisalnya, memasakSetelah dilatih, mereka diterjunkan ke masyarakat untuk melatih memasak dengan sistem entrepreneurship(kit/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 80 Persen Sudah Serahkan Data


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler