Sampai-sampai, petugas keamanan di Haiti tak mampu lagi dan meminta warga bertindak main hakim sendiri terhadap para penjahat
BACA JUGA: Penembak Paus Paulus II Bebas
"Jika kalian tidak membunuh para penjahat, maka mereka akan kembali lagi," ujar petugas polisi Haiti lewat pengeras suara di negeri yang dikenal kumuh itu sembari meminta warha mengambil keadilan tengan tangan sendiri.Seperti diberitakan Associated Press hari ini, ajakan untuk main hakim sendiri itu meryupakan akibat bebasnya pemimpin gang kejahatan di Haiti yang melarikan diri dari penjara yang rusak berat akibat gempa
Di kawasan perkampungan kumuh Cite Soleil yang luas, para gangster yang menetap dan menakuti warga sebelum dipenjara, kini meneruskan usahanya untuk mendapatkan kontrol penuh atas kawasan tersebut
BACA JUGA: Eurostar Siapkan Kompensasi 10 Juta Pounds
"Masalah baru saja mulai," ujar Jean-Semaine Delice, seorang ayah berusia 51 tahun dari kawasan Cite SoleilKarenanya Delice juga memaklumi ajakan polisi untuk memerangi penjahat dan bertindak main hakim sendiri
BACA JUGA: Korban Tewas Haiti Bisa 200 Ribu
"Aku pikir pesan itu perlu didengarkan," ujarnya.Ada potensi kekerasan dalam zona bencana dimana makanan dan bantuan obat-obatan tak bisa dijaga di tengah tingkat kelaparan yang terus tumbuh dan jumlah korban yang begitu banyalNamun bahaya di Haiti telah berlipat dimana para perampok dan pejuang kebebasan sudah demikian lama menjadi ancaman stabilitas bagi negeri yang rentan dengan konflik bersenjata itu
"Bahkan ketika kita menggali untuk mengeluarkan tubuh-tubuh dari reruntuhan gedung, mereka mencoba untuk menyerang petugas," ujar Aristide Rosemond, seorang inspektur polisi di Cite Soleil yang dikelilingi beberapa petugas dengan senjata oyomatis.
Bahkan warga di lingkungan setempat mengatakan, tiga orang telah meninggal dan banyak wanita diperkosa karena perang dalam skala kecil antara ganster dari kelompok yang bernama 'Belony' dengan 'Bled' di perkampungan kumuh pinggir laut di hari setelah gempa terjadi
Orang-orang yang tinggal di kawasan tersebut juga sudah diminta untuk tidak mengandalkan bantuan dari pasukan keamananSetidaknya 18 dari 145 pasukan penjaga perdamaian dari Brasil yang ditugaskan di kawasan Cite Soleil tewas akibat gempa10 korban di antaranya meninggal ketika sebuah tower yang dijadikan pos markas pasukan PBB yang dijuluki Blue House, runtuh dan meninggalkan senjata maupun peralatan yang bisa dijarah secepatnya.
Pasukan penjaga perdamaian PBB di Haiti juga kehilangan komandan misi, wakil dan pejabat komandan polisiSementara kepolisian Haiti kehilangan personel dan peralatan dalam jumlah besar, dan yang tersisa adalah kelompok petugas yang sebagian besar baru saja direkrut dan dilatih.
Perdana Menteri Haiti Jean-Max Bellerive juga dipusingkan dengan kondisi keamanan paska gempaPasalnya, para ganster memiliki senjata api"Masalahnya adalah mereka (ganster) memiliki senjata, jadi kami tidak dapat mengirim penduduk saja atau beberapa polisi untuk menangkapknya," ujar Jean-Max Bellerive kepada The Associated Press.
Sedangkan koordinator program Haiti pada Institute of Peace yang berbasis di Washington, Bob Perito mengatakan bahwa keprihatinan tentang para ganster dalam sebenarnya hal yang wajar dalam jangka panjangNamun dalam kondisi mendesak, keberadaan ganster jelas lebih dari sekedar gangguan.
Saat ini terdapat 1700 pasukan AS di Haiti dan 2000 marinir lainnya di lepas pantai"Mereka (ganster) tidak akan menantang militer AS, tetapi ketika Amerika memutuskan tindakan darutar berakhir dan pulang, akankah pasukan PBB punya kebutuhan koherensi untuk menekan masalah," ujarnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Taliban Satroni Distrik Penting
Redaktur : Antoni