Warga Lingga Khawatirkan Penambahan Populasi Buaya

Rabu, 03 September 2014 – 07:27 WIB

jpnn.com - LINGGA - Populasi buaya muara di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau yang semakin banyak telah menjadi ancaman bagi warga. Sebab, saat ini masih banyak warga Lingga yang menggunakan jalur sungai untuk transportasi. Selain itu, berbagai aktivitas di sungai juga tergolong tinggi, baik mencari ikan, atau kegiatan lainnya.

“Buaya semakin banyak di sungai, kalau kita mau ke laut pasti jumpa. Kadang juga sampai naik dekat pemukiman warga,” ungkap Anas, warga Panggak Laut yang tinggal di pinggiran sungai.

BACA JUGA: Sopir Ngantuk, Truk Hantam Truk

Menurutnya, selain nelayan, warga di desanya juga banyak yang menekuni industri sagu sehingga kerap menggunakan jalur sungai untuk mengangkut hasil sagu. Semakin banyaknya jumlah buaya di sungai pun dikhawatirkan dapat membahayakan keselamatan warga.

Sementara Apau, penduduk di Desa Mentuda mengatakan, warga kerap melihat buaya di sungai yang menjadi jalur transportasi ke desanya. Di Seranggung, warga juga kerap menangkap buaya.

BACA JUGA: Kantor Bupati Nyaris Dibakar Orang Stres

“Kita tangkap kemarin. Karena tak tahu mau diapakan, daripada mati, kami lepaskan lagi. Cuma kami khawatir kalau tidak dicarikan solusi, ini akan membahayakan warga,” katanya.

Beberapa waktu lalu, warga di Lingga Timur dan Mepar melaporkan kasus penyerangan buaya. Akibatnya, beberapa warga mengalami luka parah karena gigitan binatang reptil itu. Kejadian serupa juga sering terjadi di daerah lain di Lingga.

BACA JUGA: Puluhan Warga Diserang Monyet

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Lingga, Aswad, mengatakan bahwa pihaknya sudah berupaya mencari solusi dengan menggelar koordinasi bersama instansi terkait. “Dari hasil rapat bulan Juli lalu, ada enam poin. Salah satunya kami akam memberitahukan masyarakat kalau ingin beraktivitas di sungai ataupun di laut agar lebih berhati-hati. Tapi belum sempat kami buat,” ungkapnya.

“Kami juga akan koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam, baik di Pekanbaru maupun di Batam,” kata Aswad yang kini dimutasi ke Disparbud itu.

Namun, hingga saat ini belum ada upaya nyata dari rencana tersebut. Selain terbentur dengan waktu, program tersebut belum berjalan karena minimnya anggaran.

Kata Aswad, dalam kerjasama ini nantinya balai konservasi akan menangkap buaya yang ada di Lingga untuk kemudian dibawa ke penangkaran buaya yang ada di Pekanbaru atau di Batam. Solusi lainnya, pemerintah maupun pihak swasta membangun penangkaran sendiri di Lingga. Sebab, banyaknya populasi buaya ini dinilain bisa berpotensi mendatangkan pendapatan asli daerah melalui usaha penangkaran buaya.

“Saya berharap ada pengusaha yang mau membantu rencana ini. Tapi kemungkinan kecil sekali, mau tidak mau dana dari kita. Tapi rencana kita ada ke depan,” paparnya.(batampos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ganjar Pranowo Mulai Ditinggal PDIP Jateng?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler