Warga Masih Emosi, Jenazah Pembunuh Itu Disemayamkan di Rumah Neneknya

Minggu, 06 November 2016 – 21:48 WIB
Ilustrasi. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com - SIMALUNGUN - Jenazah Dedi Setiawan, 28, pemuda yang tewas gantung diri usai membantai sahabatnya Riki Pradana Sinaga, 18, akhirnya disemayamkan di rumah neneknya.

Dedi terpaksa disemayamkan di sana guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dari warga. Pasalnya, warga masih tersulut emosi atas perbuatan Dedi terhadap Riki.

BACA JUGA: Inilah Status Galau Riki Sebelum Dibantai Sahabatnya

Demi keamanan semuanya, usai divisum jenazah Dedi langsung dibawa ke kampung neneknya di Huta Bahbolon, Nagori Dolok Ilir I, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Simalungun.

Pangulu Bahtobu, Sumarni kepada media ini menjelaskan, hingga Sabtu (5/11) warganya masih tersulut emosi, khususnya ayah korban. 

BACA JUGA: Tawuran Pecah di Tanah Abang

Kemudian bersama Camat Dolok Batu Nanggar dan Kanit Reskrim Polsek Serbalawan, ia dan warga lain melakukan musyawarah.

“Kami langsung bersama personel Polsek Serbalawan dan camat sudah musyawarah tentang proses pemulangan jenazah pelaku yang diperkirakan bakal menjadi masalah baru.” 

BACA JUGA: Ratapan Orangtua Siswa yang Dibantai Sahabatnya Itu Sungguh Menyedihkan

“Dari hasil musyawarah itu disepakati agar jenazah Dedi disemayamkan di rumah nenek korban yang ada di Nagori Dolor Ilir I. Hal itu pun disetujui keluarga Dedi,” kata Sumarni.

Sementara itu Warino, ayah dari Dedi Setiawan yang sempat diwawancarai koran ini, tak banyak bicara. Ia hanya mengaku bingung dengan apa yang terjadi. 

“Saya pun bingung. Kenapa terjadi peristiwa seperti ini. Selama ini almarhum anak saya memang selalu tertutup dan tidak mau terbuka kepada saya maupun keluarga. Apalagi kalau sedang ada masalahnya,” tutur Warino.

Sedangkan salah seorang warga, Wongso, 56, warga Huta Songal Atas mengatakan, keluarga Dedi merupakan warga pindahan dari komplek perumahan karyawan perkebunan PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir. 

Itupun setelah orangtua Dedi pensiun dari perkebunan itu sejak tiga tahun lalu.

Kemudian Wongso pun mengatakan, saat ini ibu dari pelaku sedang sakit. Bahkan saat peristiwa itu terjadi, ibunya sedang menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Kota Medan. 

“Memang warga di sini juga tahu pelaku itu sosok yang pendiam dan tidak banyak bicara. Hanya seperlunya saja dia bicara,” ujarnya.

Dia menambahkan, antara pelaku dan korban, selama diketahui berteman baik. 

“Yang kami tahu, keduanya berteman baik di kampung ini. Kami pun heran dan tidak tahu secara pasti apa penyebab kejadian ini,” katanya. (adi/hez/ms/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Usai Bantai Sahabat, Pelaku Gantung Diri di Pohon Aren Belakang Rumah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler