Setelah berbulan-bulan program vaksinasi dilakukan di Australia, kini anak-anak muda sudah bisa mendapatkannya.
Sejak Senin kemarin (9/08), mereka yang berusia antara 18-39 tahun sudah bisa mendapatkan vaksin, bila mereka mau mendapatkan vaksin AstraZeneca.
BACA JUGA: 7 Fakta Kasus Penyuntikan Vaksin Kosong di Pluit, Tangisan EO, Cermati Poin Terakhir
Sebelumnya warga muda bisa mendapatkan vaksin tersebut lewat klinik dokter umum, tapi sekarang bisa mendapatkannya lewat pusat vaksinasi yang tersedia.
Seperti yang terlihat di gedung Royal Exhibition, di kota Melbourne yang sedang menjalani 'lockdown' keenam kalinya karena wabah baru COVID-19.
BACA JUGA: Moeldoko Sebut Pemerintah Prioritaskan Produk Alkes Dalam Negeri Untuk Tangani COVID-19
Inilah beberapa orang muda yang berbicara kepada ABC setelah mereka mendapat vaksinasi dosis pertama. Audrey Fitzgerald, 23 tahun
Audrey mengatakan, sebelum divaksinasi, dia melakukan 'booking' terlebih dulu.
BACA JUGA: Inilah Informasi Penting untuk Peserta Program Kartu Prakerja
Di tempat vaksinasi, ia menunggu 15 menit sebelum mendapatkan vaksin dosis pertamanya.
Dia mengatakan sebenarnya ia berhak mendapatkan vaksin Pfizer, tapi menurutnya orang-orang seusianya mau bersedia untuk mendapat vaksin apa saja.
"Sejak mereka mengizinkan AstraZeneca di fasilitas kesehatan milik negara bagian, saya rasa semakin banyak orang yang akan mendaftar," katanya.
"Sebagian orang enggan untuk mendaftar lewat dokter umum di klinik."
Dia mengatakan empat temannya yang berusia di bawah 40 tahun sudah mendaftar untuk mendapatkan vaksin AstraZeneca, setelah ada pengumuman oleh Pemerintah Negara Bagian Victoria.
"Teman-teman di lingkaran pertemanan saya sangat mendukung untuk mendapatkan vaksin dan tidak bersimpati terhadap teori anti-vaksin," kata Audrey.
"Juga ada rasa sepenanggungan, jadi kita melakukan ini untuk orang lain juga, sehingga bisa melangkah ke tahap selanjutnya." Arjun Beder, 30 tahunan
Arjun adalah salah satu dari mereka yang berusia di bawah 40 tahun yang mendaftar untuk dapat vaksin AstraZeneca di pusat vaksinasi.
"Saya langsung berusaha mendaftar ketika mendengar berita dan hanya diperlukan waktu beberapa menit saja untuk proses pendaftaran," katanya.
"Jujur saja saya lelah menunggu kapan giliran saya divaksinasi."
"Semakin lama menunggu, semakin lambat proses penanganan pandemi ini."
Setelah berdiskusi dengan dokter yang ada di dalam gedung, dia memutuskan untuk melakukan vaksinasi.
"Mereka melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh," katanya.
"Saya merasa nyaman. Saya tidak merasa khawatir dengan proses keseluruhan."
"Pada akhirnya saya bersedia divaksinasi dengan kesadaran penuh dan saya lega bisa melakukannya." Emma Bing, 32 tahun
Emma memiliki pengalaman vaksinasi yang berbeda dari kebanyakan orang, karena dia mudah pingsan, sehingga harus berbaring ketika divaksinasi.
Pasangannya yang berusia 33 tahun baru-baru ini mendapatkan vaksin AstraZeneca meski dia boleh mendapatkan vaksin Pfizer.
Emma mengatakan pasangannya ingin melakukan hal yang benar secepat mungkin.
"Bagi saya, kami ada dalam kelompok umur yang menjadi penyebar virus saat ini, karena kami berpikir tidak akan sakit parah bila tertular COVID," katanya.
"Saya senang sudah divaksinasi dan saya akan senang bila semua orang nantinya sudah divaksinasi." Kate McKenzie, 23 tahun
Kate memiliki kondisi medis yang membuatnya berhak mendapat vaksin Pfizer.
Namun dia tidak yakin sebelumnya apakah dia bisa mendapatkan vaksinasi dengan segera.
"Saya bingung. Saya merasa seharusnya sudah divaksinasi kalau saya mendapat informasi yang lebih jelas sebelumnya," katanya.
"Kedua orang tua saya sudah divaksinasi."
"[Pengelompokan usia] ini memang masuk akal, tapi saya kira harusnya semua orang sudah divaksinasi lebih cepat dari sekarang."
Dia juga merasa bingung dengan informasi yang beragam dan bertentangan mengenai vaksin AstraZeneca.
"Banyak berita buruk yang menurut saya sebenarnya tidak perlu karena risikonya sangat rendah, tapi dalam waktu yang bersamaan jumlahnya dikurangi."
"Dokter saya mengatakan agar saya tidak mendapatkannya."
"Jadi informasinya membingungkan, dan ini sangat-sangat tidak membantu." Felix Galman White, 18 tahun
Felix kurang beruntung dibandingkan yang lainnya.
Dia mendatangi sentra vaksinasi di Royal Exhibition, namun ditolak karena dia belum mendaftar sebelumnya secara online.
"Saya mencoba mendaftar dan jadwal terdekat yang tersedia adalah 26 Agustus, jadi ini sedikit mengesalkan," katanya.
"Padahal, dibutuhkan waktu setengah jam untuk sampai ke sini."
Ini adalah kali kedua Felix berusaha mendapatkan vaksin AstraZeneca.
Kemarin dia juga ditolak di Rumah Sakit Sunshine karena perawat di sana mengatakan mereka tidak memiliki dosis vaksin yang cukup.
"Jadi apa gunanya pendaftaran bila tidak ada dosis yang tersedia?" katanya.
"Mengapa menawarkan kepada kami dan ketika kami datang, tidak ada? Usaha yang sia-sia." Erwin, 20 tahun
Erwin yang bekerja di sebuah apotek mengatakan dia mendaftar untuk mendapatkan vaksin Pfizer, namun ia mengatakan bersedia juga kalau diberi vaksin AstraZeneca.
"Saya bisa saja berusaha lebih keras untuk bisa mendapatkannya lebih cepat, tapi saya tidak keberatan memberikan kesempatan kepada yang memerlukannya terlebih dahulu," katanya.
Dia mengatakan sudah terbiasa dengan 'lockdown' di Melbourne
"Dengan tingkat vaksinasi yang meningkat, mudah-mudahan di akhir tahun atau awal tahun depan semua bisa berkegiatan normal lagi," kata Erwin. Zahra Tanveer, 19 tahun
Zahra mengatakan dia bersedia mendapatkan vaksin AstraZeneca, tetapi malah mendapatkan vaksin Pfizer.
Dia mendatangi Royal Exhibition Building setelah sebelumnya mendapat kabar jika dirinya belum masuk kategori yang bisa divaksinasi.
"Bagi mereka yang berusia di bawah 39 tahun memang sulit," katanya.
Ia saat ini merawat kakeknya yang berusia 95 tahun.
Zahra mengatakan akses untuk mendapatkan vaksin seharusnya lebih cepat dibuka bagi warga berusia muda.
"Saya kira kami seharusnya sudah menjadi prioritas, karena kami menjadi penyebar virus sekarang ini," katanya.
"Saya pikir karena kami lebih banyak keluar rumah dan saya kira anak-anak muda seusia saya lebih ingin mendapatkan vaksin dibandingkan orang tua."
"Saya mau saja dapat AstraZeneca kalau tidak bisa dapat Pfizer, yang memang merupakan pilihan pertama saya."
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News.
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aksi Sosial Sambut 1 Muharram, Baik Hati Menggandeng Mahasiswa, Dewi Perssik, Lucinta Luna