jpnn.com, PALEMBANG - Warga positif terinfeksi COVID-19 di Sumatera Selatan kembali bertambah dari 521 menjadi 537 kasus per 18 Mei 2020.
Kota Palembang masih mendominasi kasus virus asal Wuhan, Tiongkok tersebut.
BACA JUGA: Seorang Pemuda Lempar Bungkusan ke Lapas, Isinya Mengejutkan
Sampai saat ini kasus positif di Palembang telah melampaui 300 kasus dalam kurung waktu dua bulan sejak wabah itu menyebar.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Selatan Yusri di Palembang, Senin, mengatakan terdapat 16 kasus baru pada hari ini, Senin (18/5), 15 kasus berasal dari Kota Palembang dan satu kasus dari Prabumulih.
BACA JUGA: Berita Duka, dr Irsan Nofi Hardi Lubis Meninggal Dunia karena Corona
"Semua kasus berstatus penularan lokal, kami ingatkan bahwa lokal ini dari keluarga terdekat yang sudah ada sebelumnya," ujarnya.
Total 537 kasus hingga 18 Mei tersebut menyebar di Kota Palembang (zona merah) dengan 310 kasus, disusul Lubuklinggau (zona merah) 43 kasus, Ogan Ilir (zona kuning) 40, Kabupaten Ogan Komering Ilir (zona kuning) 30 kasus, OKU (zona merah) 27 kasus, Banyuasin (zona merah) 26 kasus, dan Prabumulih (zona merah) 17 kasus.
BACA JUGA: Polisi Gerak Cepat, Pembunuh Sadis Iqbal Saputra Itu Langsung Diciduk
Kasus lainnya tersebar di tujuh wilayah zona kuning, yakni Musi Rawas (delapan), Muara Enim (delapan), Lahat (enam), Musi Banyuasin (lima), OKU Timur (empat), Muratara (dua), serta Pagaralam (satu), khusus dari luar Sumsel namun dirawat di Sumsel sebanyak sembilan kasus.
Selain kasus positif, kasus meninggal juga bertambah satu orang dari Kota Prabumulih sehingga total menjadi 16 kasus, sedangkan kasus sembuh tidak mengalami penambahan sejak 14 Mei yakni tetap 73 orang.
Saat ini terdapat 448 kasus aktif dalam perawatan rumah sakit dan proses isolasi mandiri pada 14 kabupaten/kota yang masuk wilayah status zona kuning dan merah di Sumsel.
BACA JUGA: Alex Koboy Akhirnya Tertangkap setelah Dipancing Polisi dengan Foto Cewek di Medsos
Gugus Tugas Sumsel mengingatkan bahwa COVID-19 masih menyebar dan belum menunjukan tanda-tanda penurunan, sehingga masyarakat tetap harus menerapkan social dan phsycal distancing saat harus keluar rumah dan ketika berada di kerumunan.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budi